Jumat 06 Sep 2019 08:33 WIB

Sejahterakan Papua Agar tak Menuntut Merdeka

Fakta kesejahteraan rakyat Papua yang tak kunjung merata adalah pemicu utama

Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/9).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/9).

Akhirnya, kondisi di Papua semakin mereda. Setelah terjadi kerusuhan di beberapa wilayah selama beberapa hari, kondisi berangsur pulih. Namun bekas-bekas kerusuhan masih terlihat begitu jelasnya. Seperti yang diketahui, kerusuhan dipicu dari ungkapan rasis yang ditujukan kepada mahasiswa Papua, namun harus disadari bahwa itu hanyalah pemicu saja.

Di balik itu ada bara tersimpan yang menganga, suatu saat siap membakar rakyat Papua. Kepentingan kelompok yang  terus menginginkan Papua merdeka dan fakta kesejahteraan rakyat Papua yang tak kunjung merata adalah pemicu utama permasalahan di Papua. Jika kedua hal ini tidak segera diselesaikan, tuntutan Papua merdeka akan terus digaungkan, bahkan akan dijadikan alat tunggangan bagi kepentingan asing yang hendak menjarah potensi alam Papua yang begitu melimpahnya. 

Baca Juga

Memang aktor provokator yang diduga menjadi awal tak terkendalinya amukan massa di Papua sudah ditetapkan, namun ini hanya salah satu faktor penyebab kerusuhan, bukan permasalahan utama. Sebuah fakta yang begitu nampak di mata, Papua sebagai wilayah dengan sumber daya alam yang melimpah, menjadi penghasil berbagai bahan tambang yang tak ternilai harganya belum memberikan kontribusi untuk membuat rakyatnya sejahtera, bahkan yang terjadi adalah menjadi wilayah di Indonesia yang tertinggal.

Padahal Papua dengan penduduk yang tidak sepadat di pulau lain namun dengan kekayaan melimpah seharusnya bisa menikmati hasil kekayaan alam. Di sinilah diperlukan keseriusan penguasa dalam mengurusi seluruh rakyatnya, tanpa membedakan suku, ras, agama dan daerahnya. 

Negara harus bertindak tegas dalam pengelolaan kekayaan alam yang sejatinya adalah hak seluruh rakyat, negara tidak boleh hanya berpihak pada kepentingan para pemilik modal semata. Pengelolaan SDA yang selama ini diserahkan kepada swasta-asing harus segera diambil alih negara.

Hasil pengelolaan SDA harus menjadi penghasilan terbesar negara untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan rakyat. Inilah yang menjadi tugas utama negara, memberikan pelayanab terbaik untuk memenuhi kebutuhan pokok seluruh warga negara, menjamin agar semua warga negara mendapatkan haknya. 

Selain sungguh-sungguh dalam mengelola SDA, pemerintah juga mempunyai tanggungjawab untuk memberi pendidikan terbaik bagi seluruh rakyatnya, termasuk yang berada di Papua. Menyediakan seluruh fasilitas pokok yang dibutuhkan rakyat, bukan membangun infrastruktur demi kepentingan eksploitasi kekayaan Papua.

Dengan memberikan yang terbaik untuk rakyat Papua dan juga seluruh rakyat Indonesia, maka rakyat akan bersatu padu untuk menjaga keutuhan bangsa, karena semua mempunya rasa tanggungjawab yang besar untuk mengutamakan kepentingan bersama, mengesampingkan kepentingan golongan atau kepentingan berdasar SARA.

Memang ini akan membutuhkan kerja keras dari semua pihak, terutama dari penguasa. Diperlukan perubahan paradigma berpikir dalam menjalankan kekuasaan, bukan dalam rangka memenuhi kepentingan para pemilik modal saja, menjauhi konsep negara korporasi yang mendudukkan rakyat sebagai obyek yang layak diperas dan dipalak.

Dan yang terpenting adalah menjadikan aturan Allah SWT sebagai standar kebijakan dan solusi atas semua permasalahan. Rakyat yang bertakwa, masyarakat yang peduli dan para pemimpin yang tidak dzalim yang mempunyai visi jauh ke depan menyelamatkan rakyat hingga ke akhirat menjadi penunjang utama dalam perubahan. 

Pengirim: Nur Aini, S.Si, Forum Muslimah Peduli Generasi (Formasi) Pare Kediri Jawa Timur

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement