Sabtu 24 Aug 2019 08:32 WIB

Kemenristekdikti Dorong RSPTN Menjadi RS Pendidikan

Ada 25 RSPTN yang didorong menjadi RSP.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Fakultas Kedokteran Unair
Foto: fk.unair.ac.id
Fakultas Kedokteran Unair

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berupaya mendorong Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) menjadi Rumah Sakit Pendidikan (RSP). Saat ini, ada 25 RSPTN yang didorong menjadi RSP.

Direktur Penjaminan Mutu Kemenristekdikti Arif Junaidi mengatakan, upaya tersebut telah dilakukan dengan dibentuknya Komite Bersama. Komite Bersama ini merupakan bentukan Kemenristekdikti dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Komite itu dibentuk untuk membahas hal-hal krusial salah satunya terkait RSPTN," kata Aris dalam Konferensi Nasional ke-2 Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat (23/8).

Saat ini, Komite Bersama tengah menyusun aturan terkait tata kelola dan sistem manajemen RSPTN. Melalui ARSPTN ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas RSPTN menjadi RSP.

"Kita sangat mendorong, pesan Pak Menteri (Mohamad Nasir) ini harus menjadi think tank kita bersama. Bersinergi dengan komite yang dibentuk Kementerian sejak tiga tahun terakhir," ujarnya.

Saat ini, RSPTN yang sudah menjadi RSP yakni Universitas Airlanggai (Unair), Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Diharapkan, RSP ini juga dapat mendorong RSPTN lainnya menjadi RSP.

"Kalau (bersinergi) bersama, outcomenya nanti ke pengabdian masyarakat, termasuk memberikan pelayanan kesehatan, ini akan bisa menjadi RS Pendidikan," lanjutnya.

Sementara itu, RSPTN yang sudah menjadi RSP juga didorong untuk terakreditasi secara internasional. Saat ini, baru Unair yang sudah terakreditasi internasional.

"Masuk akreditasi internasional itu menjadi previlege tersendiri dan bisa diakui. Memang kita harapannya kita dorong agar yang sudah paripurna tadi bisa ke internasional," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement