Ahad 21 Jul 2019 11:29 WIB

Cegah Kerusakan Umat dari Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas khususnya LGBT dinilai merusak terbukti dengan meningkatnya kasus HIV

Ilustrasi  LGBT
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi LGBT

Komunitas lesbian gay biseksual transgender (LGBT) bermunculan di Cirebon. Sangat meresahkan. Mereka meramaikan media sosial.

Cara mereka menjebak korbannya bermacam-macam, dari mulai perkenalan, memberi hadiah barang atau pulsa kemudian mengirim gambar porno. Ini bukan prestasi, tapi merupakan bencana bagi sebuah negeri.

Beberapa waktu lalu, dikutip dari Tribunjabar Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Majalengka, H Yayat Hidayat saat membuka kegiatan Bimbingan Perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Majalengka menyatakan bahwa di Majalengka ada 1.017 kasus penyimpangan seksual LGBT, 300 waria dan 500 pekerja seks komersial (PSK), 125 di antaranya sudah terjangkit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). 

Kerusakan sistemik, cepat sekali penyebarannya. Jika dibiarkan, maka akan terus merambah ke wilayah lain di sekitarnya. Sebagaimana data Kementerian Kesehatan menjelaskan, dikutip dari okezone.com, dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi, kasus HIV/AIDS ini ditemukan di 443 lokasi atau sekitar 84,2 persen. Angka LGBT di Sumatera Barat (Sumbar) malah tercatat sebanyak 18 ribu orang, terbanyak se-Indonesia.

Kasus ini terus bertambah. Bukti bahwa penguasa belum menemukan solusi jitu mengatasi persoalan umat. Jika kita telisik lebih dalam ternyata akar dari kasus ini terdapat pada pergaulan bebas. Ide kebebasan yang diemban Barat, telah melumpuhkan keimanan umat. Gaya hidup bebas ala Barat, dianggap lebih masuk akal dibanding aturan Islam.

Apalagi didukung dengan lemahnya penjagaan penguasa terhadap umat. Konten pornografi dan pornoaksi menyerbu tanpa kendali. Gawai dan televisi membawa masuk kerusakan dengan mudahnya, ke dalam rumah. Umat terpapar pergaulan bebas. Jika tidak segera diatasi, maka penguasa sendiri yang akan menerima resiko kehilangan generasi.

Padahal ide kebebasan tidak memuliakan manusia. Terbukti banyak persoalan yang timbul akibat pergaulan bebas. Tidak hanya narkoba, tapi juga aborsi, pembunuhan, hamil di luar nikah, penularan penyakit seksual, serta berbagai permasalahan lainnya. Pada akhirnya, hal ini pun akan membebani negara.

Kasus ini saling berkaitan persoalan cabang yang muncul pun akan melebar semakin banyak. Oleh sebab itu negara harus turun tangan. Penguasa sangat berperan besar memperbaiki kerusakan sistem. Cara yang paling ampuh adalah membuang segala bentuk penerapan kebebasan. 

Menjaga umat dengan aturan Allah. Sebagaimana Rasulullah pernah melakukannya di Madinah. Kemudian meluas kekuasaannya hingga dua pertiga dunia selama tiga belas abad lamanya. Kembali pada Islam, sebagai solusi hakiki mengatasi seluruh permasalahan umat. Wallahu 'alam.

Pengirim: Lulu nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement