Sabtu 24 Aug 2019 15:35 WIB

Pesantren Riyadlul Ulum Kini Punya Jenjang Pendidikan Tinggi

STIABI memiliki prodi Sejarah Peradaban Islam dan Sastra Arab.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum bersama Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meresmikan STIABI, Ponpes Condong, Kelurahan Setianegara, Kecamatan Cibereum, Kota Tasikmalaya, Sabtu (24/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum bersama Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meresmikan STIABI, Ponpes Condong, Kelurahan Setianegara, Kecamatan Cibereum, Kota Tasikmalaya, Sabtu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlul Ulum kini memiliki jenjang perguruan tinggi. Ponpes yang terletak di Kampung Condong, Kelurahan Setianegara, Kecamatan Cibereum, Kota Tasikmalaya itu merupakan yang pertama menyediakan pendidikan tinggi di Kota Tasikmalaya.

Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Ponpes Condong (sebutan lazim Pesantren Riyadlul Ulum) telah membantu program pemerintah membangun manusia seutuhnya, yang memiliki bekal ilmu pengetahuan umum juga agama. Selain itu, program pendirian sekolah tinggi di pesantren menjawab kegelisahan para santri salawiyah yang tidak memiliki ijazah S1.

Baca Juga

"Apalagi saat ini ijazah sarjana sangat dihargai. Kalau pintar mengaji tanpa ijazah jarang diakui di lembaga, tapi dengan adanya ini, keresahan santri terjawab," kata Uu saat meresmikan Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam (STIABI) Ponpes Riyadlul Ulum, Sabtu (24/8).

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga akan mendorong ponpes lainnya mendirikan sekolah tinggi. Ia juga berharap orang tua mau menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi yang terdapat di pesantren.

Uu mengatakan, dengan mengeyam pendidikan di sekolah tinggi pesantren, santri tidak hanya mendapatkan pendidikan agama, melainkan juga dapat menguasai ajaran agama. "Orang tua memang bangga anaknya juara olimpiade fisika, matematika, atau kimia, tapi akan lebih bangga kalau anaknya juga memiliki akhlak mulia," kata dia.

photo
Foto: Republika/Bayu Adji P

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman juga mengapresiasi dan mendukung berdirinya STIABI di Ponpes Condong. Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya ikut merekomendasikan ketika pihak pesantren mengajukan pendorian STIABI.

Dengan kehadiran STIABI, Kota Tasikmalaya telah memiliki lembaga pendidikan pesantren yang lengkap. "Dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, terdapat di sini. Satu kali belajar semua ada di sini. Kita berharap pesantren lainnya dapat mencontoh lembaga ini," kata dia.

Menurut dia, kehadiran STIABI secara tidak langsung juga sejalan dengan program pemeritah Indonesia, yang ingin menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Pasalnya, dengan mengenyam pendidikan di STIABI para santri dapat memiliki karakter yang kuat.

"Mereka bisa jadi ukama sekaligus sarjana, memiliki pengetahuan umum yang imbang dengan agama," kata dia.

STIABI sejatinya telah beroperasi sejak tahun ajaran 2018-2019. Saat ini, kampus itu telah memiliki dua angkatan dengan sekitar 100 peserta didik. Namun, santri yang belajar di tempat itu baru belajar masih dari lingkungan Ponpes Condong dan ponpes kerabat lainnya.

Ketua Yayasan Ponpes Riyadlul Ulum, Asep Saepul Alam mengatakan, pendirian STIABI telah diwacanakan sejak 2010. Namun, baru pada 2015 ia bergerak serius dalam mendirikan perguruan tinggi. Alhasil, pada 2019 Ponpes Riyadlul Ulum mendapatkan SK dari Kementerian Agama (Kemenag).

"Saat ini baru dua prodi, Sejarah Peradaban Islam dan Sastra Arab," kata dia.

photo
Foto: Republika/Bayu Adji P

Untuk sementara, mahasiswa yang belajar di STIABI masih berasal dari Ponpes Condong. Namun, mulai tahun depan, ia akan membuka kelas reguler. Artinya, mereka yang bukan lulusan Ponpes Condong kuliah dapat kuliah di STIABI, tapi wajib mondok.

Asep mengatakan, juga akan terus mengembangkan STIABI. Ia menargetkan, pada 2021 akan melakukan akreditasi jurusan. Selanjutnya, pada 2022 kampus itu juga menargetkan prodi baru.

"Kita target lima tahun ke depan sudah jadi institut, dan dalam 10 tahun selanjutnya dapat jadi universitas," kata dia.

Menurut dia, pendirian sekolah tinggi di lingkungan pesantren sangat penting untuk keberlanjutan pendidikan para santri. Sebelumnya, para santri yang telah lulus dari Ponpes Condong dan ingin menjadi pengabdi harus melanjutkan kuliah di luar lingkungan pesantren. Namun, banyak dari mereka yang mengeluh lantaran selain belajar di kampus, diharuskan pula mengurus santri adik kelasnya.

Dengan adanya perguruan tinggi di dalam lingkungan kampus, para santri dapat lebih fokus dalam mengenyam pendidikan. Selain itu, Ponpes Condong dapat menjadi sarana pendidikan yang lengkap, mulai dari MI, SMP terpadu, SMA terpadu, dan STIABI.

"STIABI ini kita harapkan dapat menghasilkan santri yang paripurna, bukan hanya menguasai agama, juga ilmu umum lainnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement