Jumat 23 Aug 2019 11:50 WIB

Mahasiswa UMM Inisiasi Rumah Kebhinnekaan

Rumah Kebhinnekaan bisa menjadi tempat memediasi saat terjadi suatu masalah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 meresmikan Rumah Kebhinnekaan di daerah Punden Ki Hajar Seguh, Dusun Sebaluh, Pujon, Malang.
Foto: Umm
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 meresmikan Rumah Kebhinnekaan di daerah Punden Ki Hajar Seguh, Dusun Sebaluh, Pujon, Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bertepatan dengan momen bersih desa Pandesari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 meresmikan Rumah Kebhinnekaan. Rumah ini berada di daerah Punden Ki Hajar Seguh selaku pembedah kawasan Dusun Sebaluh. 

Koordinator KKN 114 UMM Wildan Arif menegaskan, pembangunan Rumah Kebhinnekaan ini didasari pada keberadaan beragam agama yang hidup rukun, tanpa pernah terjadi konflik. “Selain itu, wargapun masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, tanpa membedakan agama,” ungkap Wildan, melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.

 

Rumah Kebhinekaan bisa digunakan sebagai ruang pertemuan. Di dalamnya juga terpasang gambar dan simbol dari masing-masing keempat agama. Bahkan, terpasang kitab dan buku referensi setiap agama, serta prasasti yang sudah ada sebelumnya. 

 

Di tengah mengerasnya hubungan antarelemen di Indonesia , kehadiran Rumah Kebhinnekaan diharapkan bisa membantu meredam ketegangan. Selain itu juga, bisa menjadi contoh sekaligus inspirasi perwujudan kehidupan berbangsa dan bernegara. "Terutama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” kata dia.

 

Wildan juga berharap, tempat pertemuan yang tersedia bisa membantu para tokoh agama di Dusun Sebaluh. Dengan demikian, toleransi beragama di Dusun Sebaluh tetap terjaga. Apalagi, di dusun sendiri terdapat empat penganut agama yakni Islam, Hindu, Kristen, dan aliran kepercayaan Sapta Dharma. 

 

“Di dusun ini, empat agama ini bisa hidup rukun-guyub. Misalnya, ketika masyarakat beraga Islam membangun masjid, masyarakat agama lain juga turut membantu mendirikan. Demikian juga dengan pendirian tempat ibadah lainnya,” ujar Wildan.

 

Kepala Dusun Sebaluh, Imam Bashori mengapresiasi gagasan para mahasiswa kelompok KKN 114 UMM yang telah menginisiasi sebuah wadah berupa Rumah Kebhinnekaan. Keberadaan rumah ini nantinya bakal dijadikan sebagai tempat pertemuan kegiatan warga, baik itu rapat ataupun pertemuan lainnya. Rumah ini bisa menjadi tempat memediasi saat terjadi suatu masalah.

 

Tak hanya pendirian Rumah Kebhinnekaan, kelompok KKN ini juga telah melakukan pengabdian lainnya. Antara lain melakukan penyuluhan pencegahan stroke di Posyandu dan menghiasi jalan dengan papan penunjuk jalan. Lalu memberikan les sekolah gratis bagi anak-anak, memberikan bimbingan dan belajar mengaji bagi warga muslim.

 

"Serta menyelenggarakan lomba tradisional di momen hari ulang tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement