Jumat 23 Aug 2019 15:41 WIB

UMM Dukung Pembangunan SDM Melalui Pendidikan Vokasi

Pusat pendidikan vokasi UMM telah bekerja sama dengan 34 industri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menggenjot pembangunan sumber daya manusia (SDM). Upaya ini tidak lain untuk bertahan menjadi negara kuat di tengah-tengah persaingan antarnegara.

Sebagai bentuk dukungan program negara, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah merencanakan program pusat pendidikan vokasi. Bahkan, UMM sudah menyiapkan lahan seluas 12,5 hektare di wilayah Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hingga saat ini, pembangunan gedung masih terus berlangsung termasuk untuk memenuhi fasilitas yang mumpuni.

"Jadi pendidikan vokasi yang digagas oleh UMM ini di samping mendukung program yang sudah dicanangkan di pemerintahan Presiden Jokowi, juga lebih penting untuk realitas tuntutan hidup. Yang menuntut adanya kualitas SDM. Dari situ sebenarnya kemudian vokasi ini diharapkan akan dapat menjawab dinamika kehidupan atau problematika kehidupan, sesuai dengan eranya," jelas Rektor UMM, Fauzan, saat ditemui Republika.co.id di Gedung Rektorat UMM.

Di sisi lain, saat ini Indonesia telah berada di industri 4.0. Artinya, kata rektor, bangsa akan bertumpu pada cyber physical system. Perkembangan ini jelas akan mengubah secara radikal cara manusia berkehidupan, bekerja dan berkomunikasi.

Perubahan dunia terlihat bagaimana mesin cerdas dan Internet of Things (IoT) sudah mulai mengambil alih pekerjaan rutin dan manual yang dilakukan manusia. Atas situasi ini, maka banyak pihak memprediksi sekitar 35 persen keterampilan dasar akan hilang pada sepuluh tahun ke depan.

Semuanya akan diganti oleh jenis-jenis pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya. Agar selalu relevan dengan tuntutan perubahan zaman, Perguruan Tinggi (PT) termasuk UMM harus memformat ulang dan melakukan transformasi mendasar visi layanan pendidikannya. Perannya tidak lagi menyiapkan lulusan yang pekerjaannya telah digantikan robot dan mesin pintar.

Kampus juga harus membekali lulusannya dengan kecakapan dan literasi multidisiplin yang dibutuhkan. Untuk sementara, Fauzan mengungkapkan, UMM baru bisa menyiapkan lima bidang sekolah keahlian pada pendidikan vokasi ini. Bidang-bidang tersebut antara lain Desain dan Media, TIK dan Elektronika, Bisnis dan Manajemen, Kesehatan dan Hospitality, serta Agribisnis.

Menurut Fauzan, prioritas penentuan lima bidang ini tidak lepas dari tren saat ini. Berdasarkan survei di lapangan, SDM pada lima bidang ahli tersebut masih kurang. Sementara permintaan dan kebutuhan terhadap SDM ini di perusahaan cukup besar.

Kendati baru lima bidang keahlian, Fauzan menegaskan, UMM tidak menutup kemungkinan akan membuka sekolah vokasi lainnya. "Sebenarnya banyak skema yang diajukan. Tidak bisa serta merta, kita harus melalui proses yang dilakukan. Dan untuk langkah awal, kita lima bidang dulu," tegasnya.

Dalam skema pembelajarannya, UMM tidak hanya memberikan pendidikan tapi juga pelatihan. Namun pelatihan di sini sifatnya lebih insidental sehingga jenjang waktunya tidak lama. Hal yang pasti, para peserta akan mendapatkan keahlian tambahan.

Untuk menguatkan vokasi, pusat pendidikan vokasi UMM juga telah bekerja sama dengan 34 industri. Perusahaan besar ini tidak hanya di dalam negeri tapi juga berada di luar negeri. Bahkan, saat ini UMM tengah melangsungkan kerjasama dengan PT Pos Indonesia. "Jadi ada spesifikasinya, misal logistik bekerjasama dengan perusahaan ekspor impor. Jadi logistik tidak hanya barang, tapi sampai dengan pengirimannya," katanya.

Penguatan pendidikan vokasi UMM tidak berhenti begitu saja. UMM juga akan memanfaatkan fasilitas dan aktivitas yang dimiliki kampus. Salah satunya menggunakan unit usaha sebagai tempat pelatihan para peserta.  "Misal, bicara pelatihan roti, mungkin di food court Sengkaling. Pelatihan tentang kuliner, di Sengkaling," tambah dia.

Dengan adanya pendidikan vokasi ini, UMM berharap dapat membantu memajukan talenta. Apalagi pusat pendidikan ini akan melayani berbagai kalangan. Antara lain, masyarakat umum dewasa, anak-anak lulusan SMA/SMK dan juga civitas akademika UMM sendiri.

Fauzan berharap, para peserta bisa mendapatkan kesempatan untuk menambah dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sesuai talenta dan minatnya. Upaya ini setidaknya mampu mengambil peluang menjadi pelaku utama dalam Making Indonesia 4.0, seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Sekalipun tidak bekerja di bidang yang telah dipelajarinya di UMM, ia mengaku tidak mempermasalahkannya. Sebab, pendidikan vokasi pada dasarnya untuk menghasilkan jiwa mandiri. Karakter ini nantinya akan ditumbuhkan melalui model pembelajarannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement