Kamis 22 Aug 2019 05:50 WIB

Mahasiswa IPB University Gagas Startup Pengelolaan Sampah

Start up itu menggabungkan industri kreatif, 4.0, dan green economy.

Tiga mahasiswa IPB University penggagas start up pengelolaan sampah.
Foto: Dok IPB
Tiga mahasiswa IPB University penggagas start up pengelolaan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tiga mahasiswa IPB University--Hajrian Rizqi Albaraki, Siti Nur Asiyah Wardah dan Rezhelena Moesriffah--berhasil menjuarai Kompetisi Nasional ‘Optimizing Youth Development In Technology And Creative Economics Stability in the Industry 4.0’ yang diselengggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana Bali, Denpasar, Sabtu (10/8).

Tim yang berlatar belakang dari jurusan  yang berbeda ini berhasil merebut tiga dari lima nominasi juara kompetisi tersebut yaitu Piala Juara 1, Best Idea, dan Best Delegate dengan esai bertema Peran Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Ekonomi Kreatif Berbasis Green Economy.

Menurut Hajrian, permasalahan sampah belum terselesaikan dengan baik di Indonesia. Permasalahan tersebut ditimbulkan oleh pengelolaan yang belum efektif dan belum ada sistem yang benar-benar tepat. 

Tak heran sudah banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah tak hanya dari permasalahan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan sampai ke permasalahan sosial ekonomi serta budaya. “Untuk itu kami menggabungkan industri kreatif, 4.0, dan green economy dalam startup penanggulangan sampah yang kami gagas,” tutur Hajrian, ketua tim dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (19/8).

Lebih lanjut Hajrian mengatakan, “Kami menggunakan pendekatan start up sebagai salah satu industri kreatif terbaru yang saat ini booming untuk membentuk suatu sistem manajemen sampah.”

Ia menjelaskan, di dalam startup yang mereka gagas, masyarakat dapat memperjualbelikan sampah yang secara langsung disalurkan oleh driver secara berlangganan per bulan. Oleh driver,  sampah diteruskan ke pabrik pengolahan dan akan dialokasikan kepada pendaur ulang dan pengrajin.

Hajrian juga menjelaskan bahwa hasil daur ulang sampah dari start up ini akan dikumpulkan dalam suatu market place bernama trashshop. “Jadi ada tiga aplikasi dalam gagasan ini yaitu trashlock untuk driver sampah, trashwe.id untuk penyetor sampah dan konsumen dan trashshop untuk penjual yang semuanya diatur dalam satu server,” jelas Hajrian.

Kelompok ini berharap karya yang berupa gagasan ini dapat diwujudkan dalam bentuk aplikasi nyata di kemudian hari. Sambil mencari celah untuk mewujudkannya, kelompok ini berencana akan mengikutkan ide ini dalam kompetisi bussines plan. “Kita juga ingin menambah fitur-fitur di mana aplikasi itu dapat berjalan sempurna dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas,” tutur Hajrian

Kelompok ini berharap dengan adanya aplikasi ini masyarakat dapat termotivasi untuk memilah sampah dan mengumpulkan sampah. “Di dalam gagasan ini kami juga telah memasukkan sistem donasi agar lebih memotivasi masyarakat dengan mau memilah sampah yang akan dimanfaatkan dalam membuat produk daur ulang sehingga dapat berkontribusi juga dalam meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutur Hajrian, sang peraih Best Delegate dalam konferensi ini. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement