REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Bowo Pribadi
Fakta- fakta seputar proses kegiatan belajar di sekolah yang membuat siswa merasa kurang nyaman dan kehilangan gairah belajar rupanya masih jamak ditemukan dalam sistem pendidikan sekarang ini. Setidaknya, hal ini mengemuka dalam kegiatan workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMKN 11 Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8).
Dalam workshop yang juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terungkap istilah atau sebutan tertentu yang disematkan para siswa kepada pengajar mereka yang memiliki karakter atau gaya mengajar tertentu. Gubernur meminta kepada para peserta untuk menyebutkan hal-hal yang paling menjengkelkan siswa saat mengikuti proses belajar di sekolahnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Wahyu Novi, salah seorang siswa SMAN 1 Boja, Kabupaten Kendal. Kepada orang nomor satu di Provinsi Jateng itu, dia mengungkapkan, proses belajar kurang menyenangkan karena di sekolahnya masih ada ‘guru kereta’.
“’Guru kereta’ ini kalau mengajar cepat sekali tanpa pernah memedulikan apakah para siswanya sudah paham atau belum,” kata dia yang disambut dengan gelak tawa para peserta lainnya.
Siswa lain, Andini Kusumastuti, juga mengaku, hal yang paling menjengkelkan di sekolah jika diajar oleh ‘guru siluman’. ‘Guru siluman’ yang dimaksud adalah guru yang datang hanya untuk memberikan tugas dan langsung menghilang tidak tahu pergi ke mana.
Saat dicari di kantor (ruang guru) yang bersangkutan juga tidak ada dan yang menjadi persoalan pada pertemuan berikutnya langsung menggelar ulangan dadakan hingga membuat siswa kelimpungan. “Ini yang menjengkelkan sekali, Pak Gubernur, hingga semua siswa rasanya jadi malas masuk kelas kalau ‘guru siluman’ ini yang harus mengajar,” ujar dia.
Mendengar pengakuan ini, gubernur pun coba meminta Andini untuk menyebutkan nama ‘guru siluman’ yang dimaksud dan apakah guru tersebut ada di tengah-tengah peserta workshop GSM kali ini. “Nggak ada di ruangan ini Pak dan saya nggak berani menyebutkan,” kata dia. Jawaban polos ini pun mengundang tawa para peserta.
Sementara itu, menanggapi pengakuan kedua siswa tersebut, Ganjar mengatakan, apa yang diceritakan oleh siswa-siswa tersebut merupakan potret nyata pendidikan saat ini. “Banyak siswa yang stres dan malas ke sekolah karena mereka menemukan banyak hal yang tidak menyenangkan di sekolah,” ujar dia.
Makanya, kata Ganjar, tahun ini Jawa Tengah mulai menerapkan metode gerakan sekolah menyenangkan. Hal ini untuk mengatasi persoalan-persoalan yang mengemuka dalam workshop tersebut.
Hari ini, metode sekolah yang menyenangkan sudah mulai dirintis dan segera diimplementasikan di sekolah yang sudah dipersiapkan. Nantinya, seluruh SMA/SMK yang ada di Jawa Tengah akan menerapkan metode GSM tersebut. Penerapan metode sekolah menyenangkan merupakan upaya Jawa Tengah untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang baik dan unggul.
Sebab, kata dia, sekolah merupakan tempat pembentukan SDM unggul, maka harus menjadi tempat yang menyenangkan dan selalu dirindukan siswa dan bukan malah sebaliknya, membuat siswanya menjadi stres dan makin bosan. “Kalau orang senang, diajari ilmu apa saja pasti akan semakin gampang. Tapi, kalau sudah bosan, muak, dan merasa kurang nyaman maka akan muncul penolakan pada diri siswa,” ujar gubernur.
Masih terkait implementasi GSM ini, Ganjar punya keinginan nantinya siswa di Jawa Tengah akan senang berangkat sekolah. Mereka juga rindu bertemu para gurunya dan rindu suasana belajar yang menyenangkan bersama teman-temannya.
Maka, kata dia, Jawa Tengah akan serius untuk menerapkan di seluruh SMA/SMK yang ada di daerahnya. “Kalau Presiden mengatakan ingin membangun SDM, maka saya sekarang sedang menyiapkan metodenya,” ujar Ganjar.
Pendiri gerakan sekolah menyenangkan, Muhammad Nur Rizal, mengatakan, Jawa Tengah dapat menjadi pionir dalam penerapan metode belajar menyenangkan di sekolah. Apabila metode itu dilaksanakan, Jawa Tengah akan menjadi percontohan nasional.
“Ini baru pertama ada pemerintah daerah yang merespons untuk menjadikan pendidikan menyenangkan di daerahnya. Maka, Jateng nanti bisa menjadi etalase nasional tentang pendidikan yang menyenangkan di sekolah,” kata dosen Universitas Gadjah Mada tersebut. n ed: mas alamil huda