Senin 12 Aug 2019 22:41 WIB

Decardia, Alat Deteksi Resiko Kardiovaskular Pasien Diabetes

Decardia alat pemantau pasien diabetes ini akan melaju ke Pimnas akhir Agustus

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Decardia, aplikasi pemantau besaran risiko penyakit kardiovaskular  terhadap pasien diabetes, yang dikembangkan tiga mahasiswa Universitas  Gadjah Mada (UGM).
Foto: Dok UGM
Decardia, aplikasi pemantau besaran risiko penyakit kardiovaskular terhadap pasien diabetes, yang dikembangkan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) merancang aplikasi untuk memantau besaran resiko penyakit kardiovaskular terhadap pasien diabetes. Alat tersebut dinamai Decardia.

Pengembangan aplikasi ini dilatarbelakangi tingginya angka kejadian diabetes di Indonesia. Bahkan kematian tertinggi penderitanya akibat komplikasi dengan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga

Penggagas, Andri Cipta mengatakan, itu membuat deteksi dini penting. Utamanya, untuk melihat resiko kardivaskular seperti serangan jantung atau stroke dalam kurun 10 tahun mendatang.

"Dengan deteksi dini ini bisa menjadi sarana antisipasi dan penanganan agar resiko tersebut dapat diturunkan dan dikendalikan," kata Andri, Senin (12/8).

Mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM itu menggagas pengembangan Decardia bersama Nadhifah Azzahrah Yumna (FKKMK) dan Muhammad Nabhan Naufal (FT). Dikembangkan lewat PKM Karsa Cipta.

Bahkan, sudah berhasil memperoleh dana hibah Dikti. Serta, lolos melaju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) akhir Agustus mendatang di Bali.

Andri menjelaskan, aplikasi yang mereka kembangkan dilengkapi fitur seperti panduan penggunan, perhitungan risiko dan edukasi. Tapi, cara kerjanya cukup sederhana.

Pengguna cukup masukkan beberapa data penilaian berupa jenis kelamin, usia, kadar kolesterol, tekanan darah dan status merokok. Data akan diolah sistem, sehingga muncul besaran resiko.

Andri menerangkan, besaran resiko dibagi menjadi empat kategori. Mulai kategori rendah, sedang, tinggi dan kategori sangat tinggi.

"Kemudian, setelah mengetahui besaran resikonya akan muncul edukasi kesehatan guna mengendalikan resiko tersebut," ujar Andri.

Saat ini, aplikasi masih dalam tahap pengembangan. Andri berharap, dapat segera dirilis di Play Store ataupun App Store, sehingga dapat segera dimanfaatkan para penderita diabetes. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement