Jumat 02 Aug 2019 09:06 WIB

UMM Gagas Kaderisasi Petani Kopi Berbasis Literasi

Kelas literasi kopi tersebut terbagi dalam delapan sesi tematik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kopi. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Kopi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggagas kaderisasi petani kopi berbasis literasi di Desa Amadanom, Dampit, Kabupaten Malang. Kegiatan ini terutama dilakukan oleh tim Pengabdian Masyarakat UMM yang diketuai oleh M. Saprin Zahidi dan beranggotakan Hutri Agustino, Havidz Ageng dan Erfan Dani.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UMM, M Saprin Zahidi menjelaskan, komoditas kopi dan aktivitasnya kini menjadi alat pemersatu utamanya kelompok milenial. Ditambah lagi, kopi telah lama menjadi unggulan wilayah beriklim tropis, salah satunya yang berada di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Baca Juga

Kecamatan dengan luas 135,57 kilometer persegi tersebut menyandang predikat sebagai Kota Kopi. Di wilayah Desa Amadanom terhitung sudah tiga generasi melakukan budidaya kopi. 

Topografi desa yang berbukit ditambah dengan iklim yang mendukung, menjadikannya sebagai primadona bagi komoditas tanaman kopi berjenis robusta. Namun, potensi tersebut belum didukung dengan komitmen generasi muda dalam melanjutkan regenerasi agar hal tersebut tetap eksis dan semakin ekspansif. 

"Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang lebih memilih menjadi pekerja migran bahkan sampai ke luar negeri,” ungkap Saprin.

Fenomena tersebut yang kemudian menginspirasi Saprin dan tim mengajukan proposal Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) ke Ristekdikti untuk pendanaan Tahun 2019. Setelah melalui serangkaian seleksi termasuk verifikasi lapangan, proposal tersebut dinyatakan layak. 

Sebagai awal dari pelaksanaan program, tim belum lama ini meluncurkan kelas literasi kopi, Senin (29/7). Kelas literasi kopi tersebut terbagi dalam delapan sesi tematik. Kegiatan ini juga melibatkan 25 kader petani kopi usia produktif yang tersebar dari beberapa dusun di wilayah Desa Amadanom. 

Beberapa tema utama yang disampaikan oleh para narasumber, antara lain membangun mentalitas petani kopi kaum milenial. Lalu membahas pengolahan kulit biji kopi menjadi pupuk cair sebagai nilai tambah (value added). Bahkan, timnya berencan akan menggelar festival kopi robusta hasil dari proses kaderisasi.

Dengan adanya kegiatan ini, para dosen UMM ini diharapkan mampu memberikan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat lokal. "Utamanya bagi mereka yang selama ini beranggapan bahwa menjadi petani kopi tidak memiliki prestis,” ucap Saprin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement