Kamis 08 Aug 2019 21:55 WIB

IKIP Mataram Gagas Sport Tourism Mini Rafting Jurang Sate

Daya tarik wisata saluran irigasi jurang sate berupa pemandangan alam yang asri.

Red: EH Ismail
Serunya bermain arum jeram atau rafting di sungai cisadane. Selain bisa memacu andrenalis, kita juga bisa melihat pemandangan kota, hutan bahkan jika beruntung ada kereta api yang melintas diatas sungai.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Serunya bermain arum jeram atau rafting di sungai cisadane. Selain bisa memacu andrenalis, kita juga bisa melihat pemandangan kota, hutan bahkan jika beruntung ada kereta api yang melintas diatas sungai.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK — Dosen IKIP Mataram menggagas program pengembangan wisata mini rafting saluran irigasi jurang sate di Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat dari Ristekdikti bersama tim Dosen IKIP Mataram. 

Pelaksanaan program pengembangan wisata jurang sate dimulai pada 2019 dan direncanakan selama tiga tahun sampai 2021.  Program ini dilaksanakan oleh tim pengabdian kepada masyarakat IKIP Mataram yang diketuai oleh Muh Husein Baysha dan beranggotakan Endah Resandari Puji Astuti, dan Noor Akhmad bermitra dengan Pemerinah Desa Sepakek melalui lembaga Karang Taruna “Duta Taruna”, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Kenak Jarin”, dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) “Sahara Jaya” .

Akademisi Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram, Muh Husein Baysha menjelaskan, saluran irigasi jurang sate bisa menjadi wisata sport tourism mini rafting. Daya tarik wisata saluran irigasi jurang sate berupa pemandangan alam yang asri. Di sana terdapat nilai sejarah bendungan dibangun zaman kolonial belanda, dan aliran air yang mengalir sepanjang tahun sebagai irigasi areal persawahan. 

Tingkat pengangguran di Desa Sepakek relatif masih tinggi. Pemuda-pemudi usia produktif mengaku kesulitan mencari pekerjaan karena tingkat pendidikan yang kurang dan sulit memulai wirausaha sebab tidak memiliki keterampilan. Sebagian besar wanita di Desa Sepakek menghabiskan waktu sebagai ibu rumah tangga sehingga menjadi kurang berperan dalam membantu perekonomian keluarga. “Bahkan tidak sedikit masyarakat Desa Sepakek memilih menjadi TKI atau TKW keluar negeri”, ungkap Baysha. 

Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah menetapkan Sepakek sebagai Desa Wisata dari 99 Desa sejak tahun 2017. Pengembangan daerah wisata di kawasan irigasi Jurang Sate terkendala belum adanya sentuhan ide dan kreatifitas untuk menarik wisatawan. 

Permasalahan tersebut menginspirasi Muh Husein Baysha dan tim mengajukan proposal ke Ristekdikti Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) ke Ristekdikti untuk pendanaan Tahun 2019. Setelah melalui serangkaian seleksi termasuk verifikasi lapangan, proposal tersebut dinyatakan layak.

Sebagai awal pelaksanaan program dimulai sosialisai pengembangan wisata sport tourism mini rafting jurang sate kepada seluruh lapisan unsur masyarakat 11 Dusun di Desa Sepakek, Sabtu (22/6). Penataan lingkungan saluran irigasi jurang sate dan  track  sport tourism mini rafting sejauh 1 km.

Beberapa tema pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Narasumber IKIP Mataram, antara lain menumbuhkan sadar wisata masyarakat. Pelatihan tata kelola wisata. Selain itu, pelatihan sport tourism mini rafting dan rescue rafting. 

Mustakim, Kepala Desa mengungkapkan, “program pengembangan wisata sport tourism mini rafting jurang sate membuka lapangan pekerjaan baru masyarakat sebagai pelaku wisata. 

“Adanya kegiatan program pengembangan wisata mini rafting jurang sate menjadi unggulan Desa Sepakek dan magnet wisatawan, sehingga roda perekonomian masyarakat meningkat”, tambahnya Sawaludin Ketua Duta Taruna. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement