Senin 05 Aug 2019 13:51 WIB

UGM Sebar Ratusan Petugas Pemeriksa Hewan Kurban

Ratusan petugas itu akan ditempatkan di seluruh area DIY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang sales promotion girl (SPG) memeriksa sapi kurban di Depok, Jawa Barat, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Seorang sales promotion girl (SPG) memeriksa sapi kurban di Depok, Jawa Barat, Kamis (1/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirim 350 petugas pemeriksa hewan kurban. Mereka akan memeriksa kesehatan dan kualitas daging hewan kurban pasca penyembelihan.

Ratusan petugas itu akan ditempatkan di seluruh area DIY. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Siti Istrina Oktavia Salasia, menyebut para mahasiswa itu sebagai polisi veteriner.

Baca Juga

Ia menekankan, mereka tidak cuma bertugas memeriksa kesehatan hewan kurban. Tapi, yang lebih penting, mereka harus bisa menjamin daging hewan ternak betul-betul layak dikonsumsi.

"Polisi veteriner ini tidak hanya memeriksa hewan kurban, namun memberikan jaminan kesehatan daging hewan ternak agar layak dikonsumsi masyarakat," kata Istrina di FKH UGM, Senin (5/8).

Ia menerangkan, mahasiswa-mahasiswa yang ikut kegiatan pemeriksaan diharuskan memperhatikan perlakuan masyarakat terhadap hewan kurban. Sebab, harus sesuai standar animal welfare atau kesejahteraan hewan.

Artinya, lanjut Istrina, mereka memiliki tugas berat pula untuk memastikan hewan tidak diperlakukan semena-mena. Baik itu selama pemeliharaan maupun pada saat menjelang proses pemotongan.

"Kesejahteraan hewan harus dipastikan ketika sebelum disembelih agar hewan memiliki rasa tentram, aman, tidak stres dan ia (hewan) merasa nyaman," ujar Istrina.

Selain itu, para mahasiswa itu akan mengawasai asal muasal hewan. Sebab, ia berpendapat, ada hewan-hewan yang berasal dari sekitar tempat pembuangan sampah yang dagingnya tidak layak dikonsumsi.

"Tidak boleh hewan ruminansia (pemamah biak) tapi makannya sampah, peran kita sebagai calon dokter hewan untuk mengawasinya," kata Istrina.

Ketua Pengiriman Petugas Pemeriksaan Hewan Kurban, Heru Susetya menuturkan, 350 mahasiswa yang terlibat berasal dari berbagai kategori. Ada mahasiswa S1, mahasiswa vokasi dan profesi.

Mereka menggandeng dinas-dinas terkait untuk penempatan petugas pemeriksa hewan kurban. Ia menekankan, salah satu tujuan pengiriman ini untuk menjamin prinsip aman, sehat, utuh dan higienis (ASUH).

"Kita ingin membantu masyarakat agar dagingnya yang ASUH, terjamin mulai dari sumbernya, proses penyembelihannya sampai ke tangan konsumen," ujar Heru.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sasongko menilai keberadaan petugas ini bisa meluruskan kesimpangsiuran informasi infeksi cacing hati dan kasus anthrax di DIY. Apalagi, Sasongko menilai, banyak hewan di DIY yang memang kena cacing hati.

"Seolah sapinya tidak sehat, tapi dagingnya tetap aman dikonsumsi, lalu adanya kasus penyakit anthrax seolah ini dianggap penyakit menakutkan," kata Sasongko.

Menurut Sasongko, mahasiswa-mahasiswa ini bisa pula melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan di tempat-tempat penampungan hewan. Sehingga, diketahui asal muasal hewan tersebut.

"Kita tidak tahu hewannya dari mana, apakah sehat dan sebagainya," ujar Sasongko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement