Senin 05 Aug 2019 08:44 WIB

Mahasiswa UMM Gaungkan Kembali Seni Barongan

Barong atau barongan merupakan salah satu kesenian rakyat khas Jawa.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui KKN 84 UMM  2019 mengadakan festival barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (3/8).
Foto: dokpri
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui KKN 84 UMM 2019 mengadakan festival barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui KKN 84 UMM  2019 mencoba kembali menggaungkan seni barongan. Salah satunya melalui festival barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (3/8).

Ketua Panitia, Luguh Wasono menerangkan, festival barong ini pertama kalinya diadakan di wilayah Kecamatan Donomulyo. Dia berharap kegiatan ini dapat menjadi event tahunan.

Baca Juga

Luguh menjelaskan, festival barongan ditunjukkan untuk menggaungkan seni budaya barong agar tetap lestari. Lalu juga untuk meningkatkan kreativitas insan seni budaya serta menciptakan komunikasi dan hubungan baik antar pelaku seni.

"Serta mempromosikan kabupaten Malang, khususnya Desa Kedungsaalam Kecamatan Donomulyo sebagai Desa Budaya. Selain itu juga acara ini digelar untuk memperingati HUT RI yang 74," kata Luguh kepada Republika.co.id, Senin (5/8).

photo
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui KKN 84 UMM 2019 mengadakan festival barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (3/8).

Barong atau barongan merupakan salah satu kesenian rakyat khas Jawa. Kesenian ini mencerminkan sifat-sifat kerakyatan masyarakat, spontanitas, kekeluargaan dan esederhanaan. Lalu juga sifat kasar, keras, kompak, dan keberanian yang berlandaskan kebenaran.

Barongan biasa dimainkan dengan memakai kostum yang menyerupai singo barong sebagai bentuk samaran makhluk berkaki empat atau dua dengan kepala singa. Selain barong, festival ini juga mengadakan senam anti narkoba bersama siswa-siswi SDN 4 Kedungsalam. Lalu dilanjutkan dengan senam Lien Tien Kung dan lomba mewarnai tingkat TK dan PAUD yang diikuti 287 peserta.

"Dan acara puncaknya yaitu lomba barong perorangan," tambah dia.

Lomba barong perorangan ini diikuti sebanyak 44 peserta dari seluruh wilayah Kabupaten Malang. Menariknya perlombaan kali ini tidak hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, akan tetapi perempuan dan anak-anak. Hal ini membuktikan bahwa kesenian barongan tidak membatasi gender dan usia pemainnya.

Perlombaan dibagi menjadi menjadi dua babak. Antara lain babak penyisihan dan final yang diikuti oleh 30 orang peserta. Sementara kriteria penilaian barongan ditekankan pada kelincahan gerak pemeran barong dan penjiwaan karakter.

"Fashion, tata busana, kostum dan keindahan barong, serta etika dan tata krama pemeran barong," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement