Jumat 02 Aug 2019 12:59 WIB

Menristekdikti Harap Dokter Adaptif dan Inovatif

Dokter harus adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir memberikan sambutan saat menghadiri acara memperingati Dies Natalis ke-34 Universitas Terbuka di Kampung Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (4/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir memberikan sambutan saat menghadiri acara memperingati Dies Natalis ke-34 Universitas Terbuka di Kampung Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya profesi dokter. Oleh karena itu Menteri Nasir berharap dokter harus adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi agar memiliki daya saing tinggi dan penguasaan terhadap teknologi medis termutakhir.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri acara pengambilan Sumpah Dokter ke-227 periode III tahun 2019 Universitas Diponegoro (Undip) di Gedung A Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang (1/8).

"Pengambilan sumpah dokter yang diikuti oleh 29 wisudawan diharapkan dapat meluluskan dokter baru yang pintar, cerdas, bermoral dan adaptif dengan terus mengikuti perkembangan teknologi di era industri 4.0," kata Nasir, dari keterangan yang diterima Republika, Kamis (1/8).

Memasuki era industri 4.0 melalui big data, artificial intelligence, 'robotics' dan internet of things yang berkembang secara integratif untuk mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan. Di sektor medis, kehadiran industri 4.0 ini pun akan turut memberikan perubahan signifikan (terutama dari sisi teknologi medis).

Menteri Nasir menuturkan menurut Asian Hospital & Healthcare Management 2018, perangkat medis kedepannya akan membentuk the internet of medical things (IoMT). Hal tersebut adalah teknologi perangkat medis, dan aplikasi yang saling terintegrasi dan mampu mempersonalisasikan perangkat medis khusus yang tepat bagi pasien baik untuk deteksi dini penyakit pencegahan dan perawatan, sampai pada proses bedah yang dibantu oleh robot.

"Era ini kalian harus menjadi dokter yang profesional dan peka terhadap perkembangan zaman. Robot mungkin kelak dapat mengambil alih lebih banyak tugas yang dilakukan manusia di dunia fisik,  tetapi manusia masih bisa lebih fleksibel, terampil, dan dapat berpikir di luar  algoritma untuk menemukan cara-cara unik dalam memecahkan masalah," ujar Nasir.

Ia menambahkan manusia juga memiliki empati dan kecerdasan emosional yang tidak dimiliki  oleh robot. Dengan demikian, Nasir meminta para dokter terus belajar, menjadi pembelajar sepanjang  hayat.

Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Dwi Pudjonarko mengatakan prestasi Fakultas Kedokteran melalui Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti bersama beberapa instansi dan organisasi profesi berjalan dengan baik. Fakultas kedokteran Undip memiliki tingkat kelulusan first taker UKMPPD rata-ratanya di atas 90 persen dari tahun 2017 sampai sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement