Kamis 01 Aug 2019 14:05 WIB

Menteri Nasir Mengaku Dirundung Terkait Rektor Asing

Menurut Menteri Nasir, mendatangkan rektor asing sudah dilakukan negara lain.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.
Foto: Fakhri Hermansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku dirundung selama beberapa pekan terakhir ini menyusul rencana pemerintah yang akan mendatangkan rektor asing. "Saya hanya berpikir bagaimana perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk kelas dunia, itu saja," kata Nasir di Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (1/8).

Menurut dia, jika ingin perguruan tinggi (PT) maju, kita harus berkolaborasi. "Tanpa kerja sama dengan perguruan tinggi yang sudah kelas dunia tidak mungkin," ujarnya.

Baca Juga

Ia menjelaskan, wacana menggunakan jasa rektor dari luar negeri sudah ada sejak 2016. Ia mengakui penolakan atas wacana pada saat itu sangat luar biasa.

Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya perubahan perguruan tinggi di Indonesia. "PT di seluruh dunia ini berkolaborasi sudah biasa. Rektor asing sudah biasa," katanya.

Ia menyebut sejumlah negara seperti Singapura, Hong Kong, serta Norwegia sudah melakukan hal tersebut. "Beri kesempatan rektor asing, jangan ditutup," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement