REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya agar segera mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah. Ia pun mengaku telah menelepon sejumlah pejabat pemerintah, termasuk BNPB, Panglima TNI, dan juga Kapolri.
“Sudah, sudah tiga hari saya sudah telepon BNPB, Panglima, Kapolri untuk segera diselesaikan, di Riau, di Palangkaraya,” kata Jokowi, dikutip dari laman setkab, Rabu (31/7).
Presiden juga menilai penggunaan pesawat khusus untuk memadamkan karhutla masih belum diperlukan. Menurutnya, masalah kebakaran hutan ini masih dapat diatasi menggunakan helikopter.
“Saya kira masih bisa diatasi dengan helikopter,” ujarnya.
Sebelumnya Pelaksana Harian (Plh) Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, dalam siaran persnya menyampaikan, personel gabungan bekerja keras melakukan pemadaman dan pendinginan hingga Senin (29/7). Personel tersebut merupakan bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Darat berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan kementerian/lembaga.
“Total personel gabungan berjumlah 5.929 personel yang tersebar di 5 provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah masing-masing berjumlah 1.512 personel, sedangkan Kalimantan Barat berjumlah 1.395 personel,” jelas Agus.
Upaya Satgas Darat didukung oleh operasi udara di bawah kendali Satgas Udara. Jumlah tersebut, menurut Agus, belum mencakup dukungan dari pihak swasta, seperti APP Sinar Mas yang berkekuatan 3.180 personel tersebar di 5 provinsi.
Ia mengatakan, sejumlah helikopter telah disiagakan di empat provinsi, yaitu Riau sebanyak 17 helikopter, tiga helikopter di Sumatera Selatan, enam helikopter di Kalimantan Barat, dan tujuh lainnya di Kalimantan Tengah.
Helikopter yang ditempatkan di Riau, jelas Agus, merupakan dukungan dari BNPB 7 unit, KLHK 1, swasta 8, dan TNI 1.
Sedangkan total air yang digunakan untuk pemadaman dan pendinginan sejumlah 61.066.300 liter untuk semua wilayah terdampak.
Selain armada helikopter, satuan tugas udara didukung pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Operasi ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya hujan di wilayah-wilayah yang papar hotspot dengan menebarkan garam di awan potensial.