Senin 29 Jul 2019 07:54 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Perangkap Lalat Buah

Perangkap dirancang mengeluarkan aroma yang mirip feromon dari lalat buah betina.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
: Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang  mengembangkan perangkat lalat buah.
Foto: ugm
: Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan perangkat lalat buah.

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Serangan hama lalat buah dalam tanaman jambu air sering mengakibatkan petani mengalami gagal panen. Namun, kini berbagai cara dikembangkan demi mengurangi serangan lalat buah tersebut.

Salah satunya dengan menggunakan perangkat lalat buah. Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) turut mengembangkan inovasi perangkap lalat, terutama dalam jambu air dalhari.

Baca Juga

Ada Reka Indera Malis, Ilham Satria Raditya Putra dan Muhammad Afin Al Basyar dari Prodi Kimia, Adlina Pinka Nada  dari Prodi Hama Penyakit Tumbuhan serta Giry Xavira Putri dari Prodi Biologi.

Reka mengatakan, pembuatan perangkap lalat buah ini dilatarbelakangi keprihatinan atas kondisi petani buah jambu air dalhari. Khususnya, di Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY.

Masyarakat sering mengalami gagal panen akibat serangan lalat buah. Petani setempat telah melakukan tindakan pencegahan dengan teknik brongsong (pembungkusan) dalam buah untuk menyelamatkan jambu air.

"Teknik ini efektif menghalau lalat buah, tapi proses pembungkusan buah memakan waktu dan tidak bisa menjangkau seluruh buah dalam satu pohon," kata Reka di Kampus UGM.

Berangkat dari kondisi itulah, kelima mahasiswa ini mulai memutar otak mencari solusi untuk mendapatkan teknik. Tekniknya tidak cuma efektif tapi harus efisien.

Pengembangan dilakukan lewat PKM-T Ristekdikti 2019. Mereka berhasil mengembangkan perangkap lalat buah yang tahan lama untuk mengatasi serangan hama lalat buah.

Mereka mendesain perangkap lalat agar mengeluarkan aroma yang mirip feromon dari lalat buah betina. Tujuannya, untuk menarik lalat jantan agar mendekati perangkap.

"Lalat buah jantan yang terjebak akan tertempel dinding dalam perangkap dan mati," ujar Reka.

Perangkap itu mampu dioperasikan hingga lebih dari tiga pekan sejak waktu pemasangan. Namun, cairan yang dipasang dalam perangkap untuk menarik lalat buah perlu diisi ulang setiap tiga pekan sekali.

Ilham menambahkan, mereka turut melakukan sosisalisasi kepada 39 kelompok petani pada Juni lalu. Mereka mengusahakan agar setiap kelompok tani memiliki, mampu mengoperasikan dan membuat perangkap.

"Kami berharap perangkap lalat buah ini bisa membantu petani dalam mengatasi serangan lalat buah," kata Ilham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement