Rabu 24 Jul 2019 19:24 WIB

Pesan Moral apa yang Disampaikan dalam Film DGB?

Film-film saat ini belum bisa menyampaikan pesan moral yang tepat ke generasi muda

Generasi Muda Muslim (Ilustrasi).
Foto: Tahta Adila/Republika
Generasi Muda Muslim (Ilustrasi).

Lolos sensornya film Dua Garis Biru atau DGB, banyak menimbulkan protes dari pihak yang peduli dengan keselamatan generasi. Suara kalangan yang mengajukan petisi terhadap film tersebut terabaikan. 

Meskipun penayangan film dua garis biru tembus 1juta penonton, itu bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan. Film-film sebelumnya bertemakan cinta juga banyak beredar seperti Dilan yang menceritakan kisah-kasih di sekolah antara dua remaja. 

Baca Juga

Akan tetapi bila dilihat dari sisi pengaruhnya terhadap moral, film-film tersebut masih belum bisa menyampaikan pesan moral terhadap para penonton. Justru dalam film dylan pesan yang tertangkap oleh penonton, yaitu jadi remaja harus berontak agar keinginan kita bisa diperoleh. Bahkan membantah pada guru dianggap sebagai cara yang benar bila sekolah tidak bisa menerima masukan dari para siswa.

Bagaimana dengan film Dua Garis Biru? Terlihat jelas sekali adegan-adegan yang dipertontonkan terlalu berlebihan bagi remaja yang baru berusia 17 tahun. Seperti sepasang remaja laki-laki dan perempuan yang berduaan di kamar dan melakukan adegan yang berlebihan. Meskipun pada kenyataannya adegan tersebut biasa dilakukan oleh remaja, tidak bisakah ketika membuat film adegan-adegan tersebut dihilangkan? 

Bila memang menginginkan pesan yang bersifat moral tersampaikan kepada penonton. Namun, bila adegan-adegan yang tidak pantas tersebut terus-menerus dipertontonkan, siapakah yang akan bertanggung jawab bila penonton lebih memilih meniru adegan yang tidak layak tersebut?

Ketika BKKBN melakukan sosialisasi GenRe (Generasi Berencana) tentang pendidikan seks, ternyata angka pelaku seks bebas bukannya menurun tapi semakin meningkat. Menurut data survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, mengungkap bahwa sekitar dua persen remaja wanita usia 15-24 tahun dan remaja pria direntang usia yang sama telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. 

Artinya, bisa jadi angka ini semakin meningkat bila dilihat dari berbagai survei jumlah pelaku seks bebas sejak 2010 hingga sekarang. Mengapa angka ini semakin meningkat? Karena lingkungan tempat hidup para remaja selalu disajikan adegan yang tidak layak tonton dalam film, dalam gim, dan tayangan pornogafi yang muncul tiba-tiba setiap kali para remaja mengakses internet didalam gawainya.

Di dalam Islam sendiri sebenarnya pendidikan seks juga diajarkan. Seperti batasan antara aurat laki-laki dan perempuan. Aurat laki-laki ialah antara pusar sampai dua lutut (HR Daruquthni dan al-baihaqi). Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua tangannya hingga pergelangan tangan (HR Abu Dawud). Kemudian juga menanamkan rasa malu pada sejak dini seperti tidak membiasakan anak bertelanjang di depan orang lain dan membiasakan anak menutup auratnya. 

Selain itu dalam islam orang tua punya peran menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan, sehingga mereka terbiasa untuk berperilaku sesuai dengan fitrahnya. Dan yang tidak kalah pentingnya saat anak berusia tujuh hingga 10 tahun, tempat tidur anak harus dipisah, sehingga muncul dalam diri mereka kesadaran perbedaan jenis kelamin.

Harus ada perubahan cara pandang terhadap generasi ini agar mereka siap menjadi generasi emas pada tahun 2040. Bila generasi saat ini terus-menerus di sajikan suguhan tayangan film seperti dua garis biru dan film-film lain yang senada, lalu bagaimana masa depan mereka?

Pengirim: Munawaroh, guru SMK Kota Malang

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement