Selasa 23 Jul 2019 20:12 WIB

Age Challenge, FaceApp, dan Renungan Kematian

Merenungkan kematian dan persiapannya lebih penting dari ikut-ikutan Age Challenge

Aplikasi FaceApp
Foto: dok FaceApp
Aplikasi FaceApp

Baru-baru ini, ramai di beranda sosial media foto yang bertajuk #AgeChallenge memakai aplikasi FaceApp. Aplikasi edit wajah ini menjadi trending topic di dunia maya karena memunculkan rasa penasaran bagaimana wajah tua dari pemakainya. Aplikasi ini kian populer dan menjadi viral di seluruh dunia setelah sejumlah publik figur juga menggunakannya. 

Tidak hanya mengedit wajah tua, aplikasi FaceApp juga bisa menghasilkan wajah muda dari usia sebenarnya. Terdapat fitur perjalanan waktu, di mana akan tampil masa lampau, saat ini dan masa mendatang. Terdapat juga fitur mengubah bentuk dan warna rambut, mengubah bola mata, dan sebagainya termasuk mengubah penampilan berdasarkan gender.

Baca Juga

Hukum FaceApp dalam Islam

Essam al Roubi, Lulusan Al Azhar Cairo Mesir mengatakan aplikasi FaceApp adalah jenis kegemaran yang mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan (Mashable, 18/07/19). Termasuk kedalam perkara yang haram (dilarang) karena dinilai mengubah ciptaan Tuhan.  Merujuk pada Firman Allah SWT:

 "... dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya." (QS an-Nissa:119).

dan Firman Allah SWT:

"Dan Kami telah sungguh-sungguh memuliakan anak-anak Adam dan membawa mereka ke darat dan laut dan menyediakan bagi mereka hal-hal baik dan memilih mereka lebih dari apa yang telah Kami ciptakan." (QS al-Israa:70).

FaceApp termasuk aplikasi mengedit foto. Adapun mengedit foto suatu objek yang bernyawa, misalnya mengedit foto wajah manusia dengan mengubah warna kulit, menghilangkan kerutan wajah, mengubah warna bola mata, dan semisalnya, hukumnya haram menurut Syeikh 'Atha bin Khalil dalam Soal Jawab (21/09/2010). 

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:

"Siapa yang membuat sebuah gambar (makhluk hidup) di dunia, ia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepada gambar tersebut pada hari kiamat, padahal ia tidak bisa meniupkannya.” (HR Bukhari no 5963, dari Ibnu Abbas RA).

Dalam hadis lain Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar/patung (makhluk bernyawa) akan disiksa pada Hari Kiamat, dikatakan kepada mereka,’Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan." (HR Bukhari no 5951, dari Ibnu ‘Umar RA).

Hadits-hadits tersebut menurut Syaikh ‘Atha bin Khalil dapat diberlakukan pula untuk aktivitas mengedit foto, seperti mengubah warna kulit atau menghilangkan kerutan wajah, baik dilakukan dengan alat lukis yang digerakkan tangan, atau dilakukan melalui mouse pada komputer.

Oleh karena itu, selama aktivitas editing foto terjadi melalui perbuatan/tindakan manusia untuk meniru bentuk makhluk bernyawa, maka mengedit foto makhluk bernyawa hukumnya haram.

Hidup Tak Sekadar Seru-seruan

Banyak orang mengakses FaceApp karena didorong rasa penasaran pada penampilan wajah mereka di masa tua. Setidaknya, hal ini bisa jadi sekadar hiburan, seru-seruan dan bersenang-senang. 

Ada banyak hal yang lebih layak kita renungkan. Apakah kita yakin diberikan kesempatan oleh Allah untuk menua (berumur panjang)? Bukankah Ajal/kematian menjemput tak memiliki syarat  bahwa kita harus sudah tua? Tak ada yang tahu berapa umur kita di dunia. Hanya Allah saja yang tahu dan sudah dituliskanNya di Lauhul Mahfudz.

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasul SAW menggambarkan kematian itu senantiasa mengejar anak adam. “Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban no 1084)

Sungguh, manusia tidak akan lepas dari ajal, bahkan ajal itu meliputinya. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata: Nabi SAW membuat garis segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya. Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini dari sampingnya yang berada di tengah.

Beliau bersabda,”Ini manusia, dan ini ajal yang mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya.” (HR Bukhari, no 5.938).

Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan panjang umur, sehingga menangguhkan amal saleh. Nabi SAW bersabda, "Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya: cinta harta dan panjang umur." (HR Bukhari, no 5.942, dari Anas bin Malik).

Manusia di dunia diuji dengan berbagai kesenangan yang menggelincirkan pada maksiat. Panjang angan-angan dan angan-angan berumur panjang menjadikannya lupa bahwa kehidupan ini hanya sebentar dan kehidupan abadi adalah kehidupan di akhirat kelak.

Mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman yang sahih (benar), tauhid yang khalish (murni), amal yang saleh (sesuai dengan tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal. Sebagaimana sabda Rasul SAW:

"Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah SAW, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi SAW, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.”

Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” (HR Ibnu Majah, no 4.259. Hadis hasan. Lihat Ash Shahihah, no 1.384).

Oleh karena itu, menanggapi fenomena #AgeChallenge dengan memakai aplikasi FaceApp adalah hal yang tidak dibenarkan. Walaupun hanya sekedar ikut-ikutan, seru-seruan dan bersenang-senang, karena hal tersebut menggelincirkan kita pada kemaksiatan pada Allah Sang Maha Pencipta.

Banyak aktivitas lain yang bisa kita lakukan untuk mengisi kehidupan kita. Sudahkah kita melakukan semua kewajiban-kewajiban sebagai seorang Muslim? Bagaimana amalan-amalan sunnah kita? Sudahkah kita mengikuti sabda Rasul SAW? Yakni menjadi orang yang cerdik yaitu orang yang sibuk mempersiapkan amal perbuatannya untuk bekal kehidupan abadinya.

WaAllahu 'alam bi shawab. 

Pengirim: Rina Kusrina, SE MSi, Pemerhati Sosial Ekonomi dan Penulis di Komunitas Literasi Muslimah

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement