Senin 22 Jul 2019 10:30 WIB

Mahasiswa UMM Sulap Sampah Jadi Furniture

produk olahan mereka sangat ramah lingkungan serta tidak mencemari lingkungan sekitar

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa  Program Studi (Prodi) Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pengolahan sampah plastik menjadi lempengan untuk bahan baku furniture.
Foto: dok. UMM
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pengolahan sampah plastik menjadi lempengan untuk bahan baku furniture.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima mahasiswa  Program Studi (Prodi) Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pengolahan sampah plastik menjadi lempengan untuk bahan baku furniture. Inisiasi ini muncul dari keprihatinan Ainun Fadillah, Agus Firmansyah, Dany Fiqrullah Jaki, Oktavian Dwi Sumbermanto dan Samsul pada sampah plastik yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Perwakilan kelompok Agus Firmansyah menjelaskan, produk olahan mereka sangat ramah lingkungan serta tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal ini dilihat dari cara mereka mengolah sampah yang akan dibakar. Dimulai dari proses memilah sampah-sampah plastik seperti botol kemasan mineral, kresek ataupun bungkus jajanan plastik ke proses pembakaran.

Baca Juga

“Karena saat dibakar sampah plastik ditutup dan asapnya disalurkan ke dalam air melalui selang yang dipasang sebagai satu-satunya saluran untuk mengeluarkan asap. Ini tidak akan merusak lingkungan karena Karbon Dioksida kita salurkan kedalam sebuah wadah berisi air yang diletakkan di sebelah tempat pembakaran,” kata Agus.

Lebih detail, cairan plastik hasil pembakaran dialirkan ke dalam cetakan yang berbentuk kotak berukuran 50 x 50 sentimeter. Menariknya, lempengan ini dapat  menghasilkan produk olahan berupa dingklik, meja, bahkan lemari. Barang-barang ini dapat dijual dengan kisaran harga dari Rp 85 ribu hingga Rp 250 ribu.

Proyek ini, sambung mahasiswa 2015 ini, didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan. “PKM kami dimulai sejak tahun 2015 atau lebih tepatnya dari jaman kami mahasiswa baru. Kebetulan kami semuanya satu kelas, sehingga untuk koordinasi jadi lebih mudah. Sekarang tinggal fokus pemasaran,” ungkapnya, melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.

PKM garapan kelima mahasiswa ini sejalan dengan program yang tengah digalakkan UMM untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik. Kampanye ini dimulai dengan mendorong seluruh civitas akademika UMM melalui berbagai aksi kreatif. Salah satunya melalui video berdurasi pendek di Instagram dengan tagar #dietsampahplastik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement