Ahad 14 Jul 2019 12:51 WIB

Dosen UMM Sabet Gelar Dosen Berprestasi

Ihyaul Ulum dari UMM mengalahkan dua puluh dosen PTS di tingkat LLDIKTI Wilayah VII.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ihyaul Ulum.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ihyaul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ihyaul Ulum dinobatkan sebagai dosen berprestasi I, hasil pemilihan tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII tahun 2019. Ulum dinobatkan sebagai dosen berprestasi di kategori Sosial Humaniora (Soshum).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini berhasil mengalahkan dua puluh dosen perguruan tinggi swasta yang terseleksi di tingkat LLDIKTI Wilayah VII. Raihan Ulum mengulang prestasi yang diraih pendahulunya Djoko Sigit Sayogo. Djoko tak hanya di tingkat LLDIKTI Wilayah VII, tapi juga dinobatkan sebagai Dosen Berprestasi I di tingkat nasional 2018 lalu, mengeser IPB dan ITB.

Baca Juga

Selama lima tahun terakhir, Ihyaul Ulum banyak bergelut di dunia intellectual capital (modal intelektual). Bahkan, dia menciptakan model ukuran dari intellectual capital (IC).

Temuan formula ini dinamainya dengan Modified Value Added Intellectual Coefficient (MVAIC). Fungsinya, untuk mengukur kinerja dari organisasi yang memiliki modal intelektual. “Karena selama ini (modal intelektual) tidak terukur,” katanya.

Buah pemikirannya kini sudah terbit di salah satu jurnal internasional di Amerika Serikat (AS). MVAIC juga sudah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham). Bahkan, model MVAIC telah dipakai banyak peneliti asing untuk mengukur kinerja perusahaan publik di Hongkong, Amerika, Australia, hingga London.

Tak hanya menelurkan formula MVAIC. Di 2016, Ulum juga sudah menerbitkan buku dengan judul Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan & Kinerja Organisasi. “Buku ini disusun dengan semangat untuk meng-Indonesia-kan isu tentang IC,” ungkapnya.

Secara internasional, ditambahkan Ulum, kajian tentang IC telah mulai berkembang sejak akhir 1990-an, termasuk di Indonesia. Ulum mengaku optimistis dapat mengulangi sukses di ajang nasional nantinya. Ia akan berjuang untuk mengharumkan nama universitas. Tidak hanya dari mahasiswanya, seluruh civitas akademika juga diharapkan ikut berpartisipasi mengharumkan UMM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement