REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Jika mayoritas SMA atau SMK sudah menyelenggarakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa baru kelas X. Lain halnya dengan SMK Bhakti Nusantara Nasional (SMK) di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat yang sampai saat ini belum menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Ketiadaan siswa yang mendaftar ke sekolah menjadi alasan belum dilaksanakannya kegiatan tersebut. Sedangkan, satu orang siswa baru yang sudah mendaftar belum diketahui apakah akan tetap melanjutkan sekolah.
Saat Republika.co.id berkunjung ke sekolah, aktivitas belajar mengajar di kelas terpantau sepi. Hanya terdapat beberapa siswi yang tengah duduk di bangku warung yang tutup di sekolah. Mereka yang juga merupakan panitia kegiatan MPLS belum mengetahui apakah acara tersebut akan dilaksanakan.
Salah seorang siswa kelas XI jurusan Farmasi, Lilis (16 tahun) mengaku kegiatan MPLS seharusnya diadakan Senin hingga Rabu kemarin. Namun, dikarenakan tidak ada murid baru maka kegiatan terpaksa ditunda dan belum tahu kapan akan dilaksanakan.
"Seharusnya sekarang kegiatan MPLS cuma nggak ada muridnya. Jadi kita nunggu aja," ujarnya saat ditemui di SMK BNN, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (19/7). Menurutnya, dalam kegiatan MPLS di antaranya berisi materi pengenalan sekolah dan jurusan.
Ia mengungkapkan, jika teman sekelasnya pun saat ini hanya berjumlah enam orang. Padahal, saat pertama kali pendaftaran jumlahnya mencapai 16 orang. Namun, perlahan terus menyusut dan tersisa enam orang. "Awalnya 16 orang cuma ada yang keluar sisa 6 orang," katanya.
Dia mengaku cukup sedih dengan kondisi sedikitnya siswa di sekolah. Namun, satu sisi dia mengaku dengan sedikitnya siswa lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar dan bisa lebih mengerti.
"Rasanya sepi ada, sedih ada, senang juga ada. Sedihnya lihat murid sedikit di yang lain banyak. Tapi kembali lagi biarin, yang penting belajar saja," katanya.
Salah seorang siswa kelas XII, Ratnia mengaku jika teman sekelasnya saat ini hanya enam orang. Kondisi tersebut ia tidak keluhkan sebab dengan sedikitnya siswa akan lebih fokus belajar. "Harapannya kalau sudah lulus bisa bekerja di apotek," katanya.
Salah seorang guru PJOK, SMK BNN, Gegi mengungkapkan hanya satu orang yang telah mendaftar ke sekolah. Namun, jika dalam satu pekan belum ada yang lainnya mendaftar pihaknya akan menyarankan agar siswa tersebut untuk pindah.
"Kita sarankan pindah ke tempat lain, kasihan di sini juga. Di kurikulum 13 nggak bisa belajar sendirian harus ada interaksi dengan yang lain," katanya.
Tidak hanya itu, menurutnya biaya operasional sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan siswa satu orang pun relatif berat. "Saya kurang ngerti (mengapa tidak ada yang daftar). Padahal kalau jurusannya di sini nggak sama yang lain. Farmasi unggul di sini," katanya.
Dia berharap agar banyak masyarakat yang mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut. "Harapannya kalau sekolah nggak muluk-muluk, pengen banyak siswa," ungkapnya.