Sabtu 11 May 2019 06:43 WIB

Riwayat Cermin (Cerpen)

Setiap kali bercermin, Surti melihat bayangan seperti kalung, gelang, dan cincin.

Riwayat Cermin
Foto:

Perubahan di rumah itu ternyata tidak sebatas itu saja. Ada perubahan lain yang terjadi pada diri Surti yang mau tidak mau membuat Benu semakin tidak mengerti dan bingung.

Suatu hari Surti bercerita kepada Benu jika setiap kali berada di depan cermin, menurut penglihatannya, wajahnya terlihat semakin cantik. Cantik sekali. Seperti bidadari dari kahyangan.

Tidak hanya itu. Setiap kali melihat cermin itu, saat itu pula muncul bayangan seperti kalung, gelang, cincin, dan barang-barang berharga lainnya. Mendengar penuturan Surti seperti itu tentu saja menjadikan Benu seketika kaget bukan kepalang. Tidak masuk akal, pikirnya.

“Benar, Mas, setiap kali aku berdiri di depan cermin itu tiba-tiba bayangan barang-barang itu selalu muncul. Tampak jelas di depan mata. Jika Mas tidak percaya bisa dibuktikan sendiri,” ucap Surti meyakinkan.

“Itu jelas tidak masuk akal,” Benu bersikukuh dan tetap tidak percaya dengan omongan istrinya.

Karena rasa penasarannya yang meletup-letup Benu pun akhirnya ingin membuktikan omongan istrinya. Pelan-pelan kakinya diangkat mendekati cermin yang ada di kamarnya.

Setelah berdiri tepat di depan cermin, dengan tatapan mata yang tajam, cermin itu pun diamati dengan saksama. Tetapi setelah diperhatikan beberapa saat lamanya bayangan yang terlihat hanya bayangannya sendiri. Bayangan seorang buruh pabrik dengan upah yang tidak begitu besar dalam setiap pekannya.

“Mana bayangan barang-barang seperti kalung, gelang, dan lainnya yang kau katakan itu? Aku tidak melihatnya.”

Masak sih, Mas. Setiap kali aku berdiri di depan cermin itu bayangan barang-barang itu pasti muncul.”

“Kenyataannya aku yang sekarang berada di depan cermin tidak melihat barang-barang yang kau sebutkan itu.”

Karena Benu tetap tidak percaya dengan bayangan barang-barang itu, Surti akhirnya mendekati Benu yang masih berada di depan cermin. Setelah keduanya berdiri berjajar di depan cermin, Surti pun lalu tersenyum dan mengatakan kalau barang-barang yang disebutkan itu terpampang jelas di depan matanya. Sementara Benu yang juga melihat cermin tetap tidak bisa melihat barang-barang itu. Bayangan yang terlihat hanya Surti dan dirinya.

Kejadian di depan cermin itu mau tidak mau menjadikan perdebatan yang tiada habisnya. Bahkan hari-hari berikutnya perdebatan antara Benu dan istrinya semakin menjadi-jadi.

Untuk mencari jalan keluar akhirnya Benu memutuskan akan mengajak Surti periksa mata ke dokter spesialis mata. Dengan hasil pemeriksaan itu nantinya akan diketahui mata siapa yang sebenarnya tidak normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement