Kamis 11 Jul 2019 08:06 WIB

Mendikbud Minta Kepsek Lebih Perhatikan Lingkungan Mengajar

Mendikbud berharap dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan anak-anak.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengimbau para kepala sekolah untuk lebih memperhatikan lingkungan sekolah agar selalu bersih dan layak. Ia berharap sekolah selalu kelihatan bersih, indah, dan nyaman digunakan sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan anak-anak di sekitar sekolah tersebut.

Muhadjir menyampaikan hal tersebut setelah melihat kondisi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ia menilai sekolah tersebut kurang terawat. 

Baca Juga

"Saya datang ke sini ingin memastikan apakah ada perubahan setelah ditinjau oleh Bapak Presiden. Melihat kondisi sekolah cukup memprihatinkan, ternyata setelah saya melihat belum ada perbaikan," ujar Muhadjir saat meninjau SMP Negeri 1 Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/7).

Ia mengatakan, pihak sekolah seharusnya tidak hanya menunggu bantuan dari pemerintah, tetapi bergotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan sekolahnya. Ia mengimbau kepala sekolah dan guru serta kepolisian setempat membantu melakukan kegiatan kerja bakti bersih-bersih di sekolah ini.

"Dan, memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan yang ada di sekolah ini, agar dapat digunakan untuk proses belajar mengajar yang nyaman," ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, Muhadjir juga menghubungi kepala dinas Kabupaten Bekasi. Kepala dinas tersebut, kata dia, menyampaikan kesanggupannya untuk melakukan perbaikan dan pembersihan lingkungan sekolah yang masih terlihat kotor sembari menunggu rehabilitasi gedung sekolah yang akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

SMP Negeri 1 Muara Gembong berdiri sejak tahun 1982. Terdapat sebanyak 12 ruang kelas saat didirikan pada tahun 1987, dan ruang kelas tersebut saat ini dalam keadaan rusak parah. 

Jumlah siswa di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 653 siswa, dan tahun ini menerima siswa baru sebanyak 190 siswa. Sekolah ini mendapatkan dana Bantuan Operasional sekolah (BOS) sekitar Rp 600 juta. 

"Melalui dana BOS ini seharusnya kepala sekolah dapat menggunakannya untuk perbaikan ringan sekolah, sehingga sekolah tidak sampai rusak parah," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement