Rabu 10 Jul 2019 22:58 WIB

Wacana Penghapusan Mapel Agama Menuai Kontra

Jika agama dihapus maka sekolah akan mencetak output yang hanya paham ilmu dunia

kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah)  berinteraksi pada kegiatan  belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa  (2/9). Para guru diharapkan  menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong  untuk selalu mencari
Foto: ANTARA/LUcky R
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah) berinteraksi pada kegiatan belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa (2/9). Para guru diharapkan menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong untuk selalu mencari

Setyono Djuandi Darmono atau orang mengenal dengan sebutan S.D. Darmono menyebut, pendidikan agama tidak perlu diajarkan di sekolah. Agama cukup diajarkan orangtua masing-masing atau lewat guru agama di luar sekolah.

“Mengapa agama sering menjadi alat politik? Karena agama dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Di sekolah, siswa dibedakan ketika menerima mata pelajaran (mapel) agama. Akhirnya mereka merasa kalau mereka itu berbeda,” kata Darmono usai bedah bukunya yang ke-6 berjudul Bringing Civilizations Together di Jakarta dikutip dari Fajar.co.id.

Baca Juga

Belum surut mengenai kegaduhan sistem zonasi lagi-lagi dunia pendidikan di buat ramai dengan di wacanakan nya penghapusan mapel agama di sekolah. Tentu hal ini memicu penentangan dari banyak pihak, Pasal nya kita semua tahu bahwasa nya pendidikan agama memegang peranan penting bagi pembentukan akhlak dan moral generasi.

Jika melihat dekandensi moral di negeri ini dimana kasus korupsi,suap yang di akukan pejabat negara, tindak kejahatan dan asusila  yang bahkan di lakukan oleh para remaja sungguh memprihatinkan  setiap hari mewarnai media berita, tentu hal ini salah satu nya di karenakan minim nya pendidikan agama dan merebak nya pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan yang telah menjangkiti pola pikir masyarakat. 

Apalagi jika di lihat dari kacamata islam, agama adalah pedoman hidup landasan serta standar dalam menentukan baik dan buruk. Jika pendidikan sekolah dihapus tak bisa dibayangkan bagaimana lagi kekacauan yang akan terjadi. 

Betapa banyak orang yang pintar tapi tak bermoral karena tak mengenal agama, sehingga menggunakan ilmu nya untuk membuat kerusakan dan merugikan orang lain, jika pendidikan agama di hapus maka bisa dipastikan sekolah mencetak output generasi yang hanya paham ilmu dunia namun buta ilmu akan akhirat. Padahal dalam islam belajar dan menerapkan ilmu agama bukan hanya di lingkungan keluarga, melainkan agama di jadikan acuan dalam semua lini kehidupan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun negara.

Pengirim: Dian Ambarwati, Muslimah Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement