Rabu 10 Jul 2019 18:56 WIB

Polemik Wacana Peniadaan Pendidikan Agama

Peniadaan pendidikan agama sama saja menghancurkan benteng aqidah dalam Islam

kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah)  berinteraksi pada kegiatan  belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa  (2/9). Para guru diharapkan  menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong  untuk selalu mencari
Foto: ANTARA/LUcky R
kegiatan belajar mengajar: Guru (tengah) berinteraksi pada kegiatan belajar mengajar di Sd Negeri 1, daan Mogot, Tangerang, banten, Selasa (2/9). Para guru diharapkan menjadi fasilitator yang aktif sehingga setiap siswa terdorong untuk selalu mencari

Sungguh sangat disayangkan pernyataan praktisi pendidikan yang mengusulkan agar pendidikan agama tidak perlu diajarkan di sekolah, menuai polemik. Setyono Darmono, Chairman Jababeka Group, yang juga pendiri President University itu berpendapat, agama cukup diajarkan orangtua masing-masing atau lewat guru agama di luar sekolah.

Tentu pernyataan ini membuat kaget dari semua kalangan masyarakat.  Betapa kecewanya ada usulan pendidikan harus di tiadakan, sekarang saja masih ada pelajaran agama hanya sepekan sekali itu tidak cukup untuk bisa menjadikan para generasi bangsa yang beriman, bertaqwa dan berakhlak baik. 

Baca Juga

Malah keadaan anak bangsa yang semakin semerawut. Misalnya anak yang berzina, tawuran,menggunakan barang haram (Narkoba). Betapa masih banyak lagi permasalahan yang menimpa negeri ini. 

Tentu yang menjadi benteng umat manusia adalah aqidah atau keimanan. Akidah kokoh akan mampu membentengi diri dari perbuatan yang dilarang oleh Alloh Subhanahu wa ta'ala. Hakikat beriman adalah patuh, tunduk dan menerima dengan sepenuh hati. 

Jelas islam adalah agama yang sempurna tidak hanya membahas aqidah ruhiyah tetapi juga aqidah siyasah. Tidak hanya membahas masalah sholat, zakat, puasa, menutup aurat akan tetapi islampun mengajarkan bagaimana ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, sosial. Tentu jelas dengan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. 

Pernyataan beliau dengan mengusulkan peniadaan pendidikan agama itu adalah solusi yang tidak tepat. Ide sekularisme semakin mencengkram negeri ini dengan memisahkan agama dari kehidupan. 

Juga mengaitkan agama dengan radikalisme merupakan hal yang tidak benar. Maka dengan itu harus memperjuangkan nilai-nilai islam baik di sekolah, lingkungan juga negara.  Tujuan pendidikan islam adalah pembentukan kepribadian (syakhsiyah) islam, penguasaan tsaqofah juga penguasaan ilmu kehidupan. 

Dengan demikian agama bagian dari pendidikan dan saatnya kembali kepada aturan yang mampu menyelesaikan problematika kehidupan termasuk masalah pendidikan yang menjadi kebutuhan pokok manusia tentu kembali kepada Aturan Sang pencipta yaitu dengan menerapkan islam secara kaffah(menyeluruh). 

Pengirim: Ummu Faza, Kota Banjar

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement