Rabu 10 Jul 2019 14:50 WIB

Nasib Pendidikan dan Kesejahteraan Pengajar Alquran

Kesejahteraan pengajar Alquran seharusnya juga menjadi perhatian

Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).

Beberapa tahun belakangan, pendidikan menghafal Alquran untuk anak usia dini menjadi pilihan bagi orang tua dalam mengajarkan anak-anak mengenal agama Islam. Kabar ini didukung oleh informasi yang terus beredar di media mengenai anak-anak penghafal Alquran yang mengikuti lomba tahfiz.

Terbukti di salah satu rumah tahfiz balita tempat saya mengajar, setiap angkatannya selalu meningkat jumlah santri barunya. Hal ini didukung dengan semakin menjamurnya institusi sejenis di berbagai kecamatan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Kebutuhan pengajar sekolah tahfidz dari waktu ke waktu semakin tidak terelakkan untuk terus bertambah. Sarana dan prasarana juga harus terus berkembang mengikuti kebutuhan akan pendidikan terbaik bagi bangsa dan umat ini, yaitu Alquran. 

Sayangnya, sampai saat ini belum ada peran negara dalam mewujudkan pendidikan terbaik bagi rakyatnya terkait pendidikan Alquran. Jika lembaga pendidikan dikelola oleh pihak swasta, pastilah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka, hanya anak-anak yang memiliki orang tua berpenghasilan di atas rata-ratalah yang mampu menikmati pendidikan karakter berbasis Alquran dengan pengelolaan tersistem. 

Pentingnya mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anak sejak dini termaktub dalam surat Lukman ayat 12-14, yaitu mengenai kisah Lukman dan sang anak. Bahwa, Al-Qur'an adalah hikmah yang harus terus dipelajari. Anak-anak yang tumbuh dengan karakter Al-Qur'an akan menjadi masyarakat beriman dan bertaqwa yang senantiasa berjalan di atas kebenaran dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kebaikan, musyawarah, serta nilai-nilai humanis yang mulia.

Kesejahteraan guru sebagai pengajar Al-Qur'an seharusnya juga menjadi perhatian.  Pasalnya, banyak dari kami yang akhirnya hidup jauh dari kata cukup, terlebih Rasullulah pernah berpesan demikian, Dari Usman bin Affan r.a. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Orang terbaik dari kamu ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR al-Bukhari). 

Pesan kami semua bagi para pemilik kebijakan di negara Indonesia tercinta ini, jadikanlah Al-Qur'an sebagai basis utama pendidikan. Berilah perhatian agar Indonesia mampu menjadi negara percontohan dunia karena mayoritas penduduk muslim terbanyak, yang berarti harusnya mayoritas penduduknya berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Pengirim: Windya Luluk Adityaningrum

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement