Kamis 04 Jul 2019 07:30 WIB

UIN Suka-Oxford Lahirkan Buku Praktik Keadilan Gender

Kumpulan artikel ini menunjukkan kesesuaian prinsip budaya dengan hak-hak perempuan.

Buku yang berjudul “Nilai-Nilai Budaya dan Keadilan Bagi Perempuan di Pengadilan Agama Indonesia: Praktik Terbaik.
Foto: dokpri
Buku yang berjudul “Nilai-Nilai Budaya dan Keadilan Bagi Perempuan di Pengadilan Agama Indonesia: Praktik Terbaik.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak (P2GHA) atau PSW UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Prof Dr Livia Holden (Oxford University) dan didanai oleh GLobal Chalanges Research Funds (GCRF)  meluncurkan buku yang berjudul Nilai-Nilai Budaya dan Keadilan Bagi Perempuan di Pengadilan Agama Indonesia: Praktik Terbaik.

Buku ini merupakan produk skema projek kerja sama di Indonesia dan Pakistan  tentang ‘Gender Sensitization for Judicial Education’dimana Prof Dr Livia Holden bertindak sebagai project leader dengan partnership Prof Dr Euis Nurlaelawati, dosen Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga dan PSW/P2GHA UIN Sunan Kalijaga sebagai leading sector-nya

Proyek ini menggunakan konsep keahlian budaya untuk menumbuhkan kesadaran tentang hubungan prinsip-prinsip budaya dan keadilan gender di Pengadilan Agama yang  bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan para hakim Pengadilan Agama dalam mempromosikan keadilan gender di tingkat lokal, sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan budaya internasional. 

Delapan Hakim dari berbagai daerah di Indonesia seperti  Yogyakarta, Jawa Timur, Makassar, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Barat dan Sumatera Selatan berkolaborasi  dengan  delapan akademisi UIN Sunan Kalijga  kemudian menghasilkan buku  yang diluncurkan  pada tanggal 26 April 2019 lalu  di  UIN  Sunan Kalijaga  Yogyakarta.

Prof Dr Euis Nurlalelawati dan  Prof Dr Livia Holden mengatakan kumpulan artikel yang berkaitan dengan hukum keluarga ini menunjukkan kesesuaian prinsip-prinsip budaya dengan hak-hak perempuan dalam perspektif internasional serta fleksibilitas para hakim yang luar biasa dalam penafsiran hukum Islam.

Seperti yang tercantum dalam cover belakang buku,  sambutan positif terhadap hadirnya buku ini juga disampaikan oleh Ketua Kamar Agama Mahkamah Agung RI Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama, serta Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan, Dirjen Badilag dan  Ketua Kamar Agama MA RI, yang menyatakan  menghargai kemitraan antara Universitas Oxford dan UIN. Mereka juga mendorong Prof Livia Holden dan Prof Euis Nurlaelawati untuk mengunjungi semua pengadilan di Indonesia untuk melanjutkan kolaborasi antara hakim dan akademisi untuk keadilan yang lebih baik, serta mendesiminasi  konsep keahlian budaya ini secara lebih jauh.

Dalam kesempatan ini juga, Prof Livia Holden dari CSLS-Oxford University yang juga memimpin proyek  yang sama di Pakistan juga menyampaikan  apresiasi yang setinggi-tingginya  baik kepada  UIN Sunan Kalijaga,  serta semua pihak yang terlibat atas kolaborasi yang sangat  positif ini.  

Ia menekankan pentingnya belajar dari para hakim  yang memiliki  ilmu pengetahuan  dan pengalaman di persidangan. Buku ini menunjukkan kemampuan para hakim di pengadilan Agama di Indonesia dalam memahami nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat untuk dijadikan dasar dalam merumuskan kembali prinsip-prinsip budaya yang dapat mempromosikan hak-hak perempuan yang sejalan dengan prinsip-prinsip internasional. Lebih lanjut, buku seperti inilah yang sesungguhnya bermanfaat  bagi  dunia akademik dan juga peradilan

Dalam sambutannya, Direktur P2GHA/PSW,  Witriani menyampaikan  apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak hingga terwujudnya buku ini. Kerja sama dengan Pengadilan Agama telah berlangsung  hampir dua dekade. Namun, kali ini institusi melangkah lebih jauh dengan melibatkan para Hakim Pengadilan Agama untuk menulis praktik terbaik kasus peradilan.

Selanjutnya, buku ini akan didistribusikan ke semua pengadilan agama di Indonesia untuk dapat diadopsi dalam kurikulum pendidikan peradilan.  Diharapkan, Prof Holden dan Prof Nurlaelawati akan terus mendorong kolaborasi akademisi dan lembaga peradilan dengan merilis film dokumenter tentang hakim perempuan di Indonesia dan penerapan keahlian budaya untuk topik-topik baru yang mendesak seperti pernikahan di bawah umur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement