Senin 01 Jul 2019 15:57 WIB

Cerdas Kelola Internet demi Nasib Generasi

Berbagai konten tak layak di dunia maya ada karena lemahnya pengawasan orang tua

Anak main internet (Ilustrasi).
Foto: Dailymail
Anak main internet (Ilustrasi).

Era digital saat ini menjadikan internet tak hanya dinikmati orang dewasa, namun anak-anak pun tidak tabu lagi memanfaatkan hasil perkembangan teknologi tersebut.  Disamping itu berbagai fitur canggih ponsel masa kini telah menyediakan berbagai aplikasi dengan memanfaatkan internet.

Dengan kemudahan mengakses berbagai informasi melalui internet seolah menjadikan dunia berada di dalam genggaman. Hanya saja sangat disayangkan, pemanfaatan teknologi digital ini kurang memiliki kendali penuh negara untuk mengaturnya. Begitu banyak konten tak layak yang sangat berbahaya bagi generasi terutama anak-anak. Konten-konten yang sarat unsur porno bahkan syirik yang mewarnai dunia digital itu sungguh sangat berbahaya bila diakses generasi tanpa penyaringan ketat.

Baca Juga

Baru-baru ini digulirkan opini tentang internet layak anak. Salah satu upaya yang dilakukan agar internet menjadi layak untuk dikonsumsi anak adalah dengan menghapus iklan rokok. Dikutip dari tempo, Hal itu pun kemudian diungkapkan oleh Menkes yang meminta agar iklan rokok diblokir.

Tak salah memang apa yang dikehendaki oleh Menkes tersebut. Namun pertanyannya apakah hanya konten iklan rokok saja yang berbahaya bagi anak? Bagaimana dengan konten porno dan syirik yang disinggung sebelumnya? Tidakkah konten-konten tersebut lebih berbahaya karena tidak hanya merusak orientasi berpikir anak namun lebih jauh lagi akan merusak aqidah anak? Tentu hal ini jauh lebih penting untuk kita perhatikan dan waspadai.

Maraknya berbagai konten dunia maya tak layak tayang bagi anak setidaknya disebabkan dua hal yakni: 1). Lemahnya pengawasan orang tua terhadap pemanfaatan internet bagi anak, 2). Pengaturan negara yang kurang komprehensif terhadap pemanfaatan internet.

Untuk poin pertama, keluarga adalah benteng terakhir anak-anak dari segala hal yang bisa merusak akhlaq dan aqidah anak. Orang tua selaku pemegang peran dan fungsi utama dalam pendidikan anak di rumah sudah semestinya memberikan fasilitas terbaik bagi anak dalam menerima berbagai informasi yang mereka butuhkan. Internet sebagai salah satu fasilitas penunjang perolehan informasi bagi anak sudah tentu menjadikan orang tua pun dituntut untuk melek teknologi.

Kemampuan orang tua untuk menguasai teknologi akan menjadi salah satu faktor pengendali bagi anak ketika memanfaatkan internet. Orang tua dalam hal ini harus melakukan pengawasan ketika anak mengakses internet melalui pendampingan ketika di rumah. Terlebih lagi jika si anak masih berada pada tataran usia 3 tahun hingga 9 tahun.

Maka tugas orang tuanya lah yang harus memilihkan konten materi yang baik yang bisa diakses anak. Seperti misalnya konten informasi tentang ilmu pengetahuan, cara maupun tips belajar, ensiklopedia anak, murotal Al-qur'an animasi, dsb. Hal ini akan berjalan semestinya manakala si anak ditanamkan pemahaman aqidah sejak dini.

Anak harus diajarkan tentang standar perbuatan berdasarkan halal dan haram. Dengan begitu seiring bertambahnya usia mereka akan menjadikan batasan halal dan haram sebagai tolak ukur perbuatan termasuk menggunakan panca indera penglihatannya dalam mengakses informasi melalui internet.

Selain itu, menyibukkan anak dengan berbagai kegiatan yang mengasah skill maupun percobaan sains sederhana di rumah dengan memanfaatkan informasi sains yang mereka akses di internet pun bisa menjadi alternatif orang tua dalam mengalihkan si anak dari ketergantungan internet berupa game online maupun situs tak layak konsumsi.

Dengan pembiasaan positif di rumah disertai penanaman aqidah yang tertancap kuat di benak anak maka dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak, dimanapun dia berada maka dia akan menjadikan halal dan haram sebagai rem pengendali anak ketika mengakses internet diluar rumah. 

Hal kedua yang paling penting dan utama demi menjaga generasi dari berbagai konten berbahaya adalah pengaturan dan pengawasan ketat oleh negara. Upaya negara melalui Keminfo untuk memblokir situs-situs porno beberapa tahun ke belakang nampaknya belum membuahkan hasil.

Terbukti saat ini yang justru situs-situs porno, sifilis dan syirik makin berkembang. Belum lagi ditambah dengan maraknya situs dan komunitas seks menyimpang yang justru diikuti oleh ribuan remaja. Sungguh berbagai fenomena ini telah banyak membuat kita mengelus dada betapa telah begitu rusaknya orientasi berpikir dan berbuat calon generasi negeri.

Negara sesungguhanya memiliki kendali penuh untuk mengatur informasi apa saja yang bisa diakses masyarakat baik usia anak-anak maupun dewasa. Negara melalui aparatur negara yang menyaring berbagai informasi dan tsaqofah (kumpulan berbagai pemahaman dan ide tertentu) yang masuk dari luar.

Berbagai informasi dan tsaqofah yang terdeteksi akan merusak pemahaman dan perilaku masyarakat bahkan membahayakan aqidah akan dicegah untuk kemudian masuk melalui berbagai sarana informasi dan komunikasi masyarakat. Disamping juga negara pada saat yang bersamaan menerapkan sistem kehidupan yang menyandarkan pada agama.

Tentu hal semacam ini hanya bisa terlaksana di dalam sistem kehidupan Islam. Islam sebagai dien yang sempurna dan menyeluruh memiliki seperangkat aturan komprehensif dalam menjaga aqidah umat tak terkecuali generasi dari berbagai pemahaman, ide maupun hal-hal yang bisa merusak akhlaq dan kepribadian masyarakat.

Pengirim: Kartika Linggawati, S.Pd (Aktivis Dakwah dan Pemerhati Media)

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement