Senin 01 Jul 2019 09:50 WIB

Seharian tanpa Gadget di Omah Kreatif Wagir

Keberadaan gawai atau gedget membuat pergeseran pada pola tumbuh kembang anak.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Anak menggunakan gadget.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anak menggunakan gadget. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Mandiri (KKN-PPM) 150 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menggelar pembukaan Omah Kreatif Wagir di Desa Parangargo Kecamatan Wagir, Malang, Ahad (23/6) lalu. Masyarakat di Desa Wagir yang mayoritas warganya menjadi buruh pabrik ini sangat antusias dalam merespons itikad baik anggota KKN PPM 105 membumikan spirit literasi.

Keberadaan gawai atau gadget membuat pergeseran pada pola tumbuh kembang anak-anak kita. Mereka menjadi pasif dan cenderung abai pada lingkungannya. “Selama ini anak-anak yang ada di Desa Wagir sangat bergantung dengan keberadaan gadget. Sangat disayangkan apabila masa kecil mereka dihabiskan hanya untuk menatap layar handphone” ujar salah satu anggota Divisi Pendidikan, Lena Okta.

Baca Juga

Mobil KaCa UMM juga khusus dihadirkan, Jumat (28/6), untuk menggembirakan kegiatan literasi di program berkonsep Ruman Baca ini. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti serangkaian acara yang dikerjasamakan dengan Humas dan Protokoler UMM. Anak-anak kisaran Sekolah Dasar  dan Taman Kanak-kanak serius mengikuti materi jurnalistik. Materi mencakup pembuatan berita yang dilengkapi praktik.

Selain pemberian materi jurnalistik, kegiatan dilanjut dengan outbound yang terdiri dari permainan Holahoop berputar dan pengenalan permainan khas Nusa Tenggara Timur Rangku Alu. Tujuannya meningkatkan rasa kekeluargaan dan kekompakan pada anak-anak. Mereka ditunjuk untuk membuat tiga kelompok untuk bermain Holahoop berputar dengan syarat, Holahoop tidak boleh menyentuh tanah dengan membentuk lingkaran.

Tak disadari, sejak pagi hingga siang hari, berbagai permainan membuat fokus bermaian gadget anak-anak teralihkan sejenak. Seperti yang diungkapkan Fajar, siswa kelas 3 SD yang hobi bermain game hampir seharian.

“Nggak terasa main seharian sama temen-temen, jadinya nggak main hape. Tau-tau udah Dhuhur aja” ungkapnya. Ia mengaku selepas mendapat materi jurnalistik ingin menjadi komentator sepakbola.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-PPM 150 Frendy Aru Fantiro yang turut hadir pada kegiatan ini menambahkan, Rumah Kreatif Wagir ini menjadi bangunan serbaguna bagi warga dalam bentuk industri kreatif dan kewirausahan. Diharapkan dari sini banyak muncul ide-ide kreatif yang dapat mengembangkan Desa Wagir.

“Karena selama ini Rumah Baca hanya diidentikkan dengan membaca,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement