Ahad 30 Jun 2019 07:32 WIB

Keluarga Bertakwa, Memperkuat Bangsa!

Bagi muslim prioritas utama adalah membangun keluarga beriman dan bertakwa

Ilustrasi sekeluarga mengaji, mengaji sekeluarga, mengaji bersama, ngaji bersama
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi sekeluarga mengaji, mengaji sekeluarga, mengaji bersama, ngaji bersama

29 Juni 2019 kemarin tepat 26 tahun Hari Keluarga Nasional (Harganas) diperingati. Mengusung slogan "Cinta Keluarga, Cinta Terencana", peringatan Harganas tahun ini bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Memiliki keluarga bahagia dan sejahtera adalah dambaan setiap masyarakat Bangsa. Namun sayangnya, realitas mayoritas keluarga Indonesia justru sebaliknya. Jauh dari kondisi bahagia maupun sejahtera.

Perceraian masih terus meningkat. Kekerasan dalam rumahtangga juga kian merajalela. Kemiskinan, narkoba, pergaulan bebas pun tak mereda, masih mendera banyak keluarga Indonesia.

Harus dipahami, realita ini bukan ditentukan oleh kecil atau besarnya keluarga. Sebab secara keimanan, Allah Swt. sudah gamblang menegaskan bahwa setiap jiwa telah ditetapkan jatahnya untuk hidup di dunia. Setiap nyawa yang ada di Bumi sudah pasti peroleh jaminan kecukupan hidup dari Allah Swt. Maka berapapun jumlah keluarga seharusnya tidak perlu dipersoalkan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana setiap keluarga mampu merencanakan visi misi dalam rumah tangganya. Bagi seorang muslim, paling utama tentu saja membangun keluarga yang beriman dan bertakwa. Sebab hanya dengan takwa inilah seluruh anggota keluarga akan bergerak dalam koridor kebaikan. Secara otomatis akan menjauhi segala kemaksiatan.

Berbekal iman dan takwa, seorang suami dengan penuh kesadaran menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Giat bekerja mencari nafkah yang halal untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menggapai kesejahteraan. Mencurahkan kasih sayang Juga memberikan pembinaan kepada istri dan anak-anaknya agar terhindar dari api Neraka. Masya Allah!

Istri yang bertakwa juga demikian. Penuh kesadaran menjalankan peran utamanya dalam rumahtangga. Yakni menjadi ibu dan pengatur rumahtangga. Serta menjadi pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sehingga persoalan domestik aman terkendali. Anak-anak peroleh perhatian dan kasih sayang yang berlimpah hingga tumbuh sehat dan cerdas jiwa serta akalnya. Tugas utama istri inilah yang menjadi kunci terwujudnya bahagia bahkan Surga dalam setiap rumahtangga.

Hanya saja, lahirnya keluarga takwa tentu saja membutuhkan dukungan dari penyelenggara Bangsa. Sebab seorang suami tidak akan bisa berkutik jika tidak tersedia lapangan kerja. Begitupun istri, tidak akan mungkin optimal mengurus rumah dan anak-anaknya jika Ia harus turut bekerja mencari nafkah. Pun, anak-anak bangsa juga tidak akan bisa fokus belajar jika setiap hari disuguhi konten-konten negatif di media. Oleh sebab itu, hadirnya Negara dalam semua persoalan adalah keharusan.

Sungguh, sangat besar peran yang harus dijalankan oleh Negara demi terwujudnya keluarga yang bertakwa. Namun demikian, mau tidak mau hal ini harus diupayakan dengan serius dan maksimal. Sebab keluarga bertakwa inilah kunci untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Jika keluarga Indonesia sudah bahagia dan sejahtera, maka secara otomatis akan memperkuat Bangsa. Selanjutnya, Bangsa yang kuat sudah pasti akan tampil sebagai pemimpin Peradaban dunia. Tidakkah kita menginginkannya?

Semoga peringatan Harganas tahun ini mampu mengubah wajah keluarga Indonesia di tahun depan menjadi lebih baik dengan slogan "Keluarga Bertakwa, Memperkuat Bangsa!" Aamiin!

Wulan Citra Dewi, S.Pd.

Pekanbaru, Riau

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement