Ahad 30 Jun 2019 05:03 WIB

Haji Manap (Cerita Pendek)

Siapa yang menciptakan angin? Allah, jawab bapak. Makanya kita harus bersyukur.

Haji Manap
Foto:

Sejak bapaknya meninggal, Dul Karim memendam rasa dendam. Celurit yang digantung sungsang di tiang bambu gubuknya itu siap memberi perhitungan kepada orang yang membunuh bapaknya. Ia selalu membawa celurit itu ke manapun ia pergi.

Namun, ia tidak tahu siapa yang bakal ia tebas lehernya. Ia tak tahu siapa yang membunuh bapaknya. Sedangkan Mbak Sri, orang yang mungkin dapat memberinya keterangan, menghilang sejak peristiwa itu. Tak ada seorang pun yang tahu. Apakah Mbak Sri masih hidup atau sudah meninggal.

Orang-orang yang dulu dekat dengan keluarganya kini menjauh. Ia dan ibunya dikucilkan warga.

“Tidak apa-apa, Nak,” jawab ibunya saat ia mengadu kalau orang-orang menjauhinya.

“Aku tidak terima diperlakukan seperti ini, Bu. Aku juga perlu tahu siapa dalang dari semua ini.”

“Tak usah kamu pikirkan itu,” ibunya mendinginkan suasana.

“Aku masih sakit hati, Bu. Aku tak akan tenang sebelum menemukan pembunuh bapak,” geram Dul Karim.

“Ya, ibu mengerti. Ibu juga merasakan hal yang sama, Nak, tapi tak usah ada dendam. Biar hukum Allah yang membalasnya.”

Sekujur tubuh Dul Karim gemetar, ia marah. Air matanya pecah, begitu juga ibunya. Mereka berpelukan dalam tangis.

“Tapi, Bu…,” lanjut Dul Karim tersendat.

“Sudahlah, Nak. Setelah bapakmu, ibu juga tak ingin kehilanganmu.”

Dul Karim terisak dalam pelukan ibunya.

Ya. Sebetulnya ada yang dirahasiakan oleh ibunya. Malam saat sebelum dirajam—bapaknya pergi dari rumah setelah menerima telepon dari Pak Kades, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan. Dan beberapa hari setelah pembantaian itu, Mbak Sri menemui ibunya dan meminta maaf sambil menangis, katanya, Pak Kades akan membunuhnya bila ia tidak mau ikut dalam skenario pembunuhan Haji Manap. Setelah itu Mbak Sri menghilang dan ibunya menjadi sakit-sakitan.

 

TENTANG PENULIS: FARUQI UMAR, kelahiran 09 April 1993 di Sumenep, Madura. Menamatkan kuliahnya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kini tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement