Senin 24 Jun 2019 12:51 WIB

UMM Adakan Bambu Lira-Liru yang Ramah Lingkungan

perhelatan Bambu Lira-Liru bakal menjadi ikon baru Ekowisata Boonpring.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa praktikum Public Relations (PR) 3 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Gebyar Bambu Lira-liru yang ramah lingkungan. Kegiatan tersebut diadakan di Ekowisata Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Turen, Kabupaten Malang.
Foto: Dok UMM
Mahasiswa praktikum Public Relations (PR) 3 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Gebyar Bambu Lira-liru yang ramah lingkungan. Kegiatan tersebut diadakan di Ekowisata Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Turen, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa praktikum Public Relations (PR) 3 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Gebyar Bambu Lira-liru yang ramah lingkungan. Kegiatan tersebut diadakan di Ekowisata Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Turen, Kabupaten Malang, Sabtu lalu (22/6).

“Kami ingin menyampaikan pesan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga lingkungan, bagaimanapun pemanasan global terhadap perubahan lingkungan sekitar sangat  berpengaruh signifikan,” kata Ketua Pelaksana Acara, Qurrotul Aini.

Menurut Aini, kegiatan ini diwujudkan ke dalam beberapa rangkaian acara. Antara lain berupa pasar bambu tradisional, makan sego empog terpanjang, parade dan pameran karya jerajinan bambu, serta pameran 65 jenis bibit bambu. Selanjutnya, flashmob angklung, playground tradisional dan hiburan dengan sentuhan tradisional kearifan lokal lainnya.

Melalui inovasi bambu dan menghadirkan suasana tradisional, perhelatan ini bakal menjadi ikon baru Ekowisata Boonpring. Di antaranya dengan mengapresiasi kerajinan bambu yang ada di masyarakat. "Yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya dari hasil bambu dan bertani,” ujar Aini melalui pesan resmi yang diterima Republika, Senin (24/6).

Menurut Aini, Gebyar Bamboo Lira Liru turut menghadirkan aksi kolaborasi masyarakat dan UMM dalam rangka peningkatan nilai bambu melalui program. Lalu juga menampilkan konten-konten yang kreatif dan inovatif.

Ketua Tim Teknis PLTMH UMM, Suwignyo menjelaskan, acara tersebut tak lepas dari ikon UMM sebagai kampus pelopor pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), dengan melakukan pembangunan stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH ini untuk mendukung konservasi sumber air Andeman dan pengembangan ekowisata terpadu.

Pengembangan sumber daya mata air ini diharapkan dapat membentuk pusat perkembangan ekonomi perdesaan berbasis masyarakat. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan pengembangan lapangan kerja. Kemudian mengembangkan masyarakat produktif pariwisata serta pengembangan lingkungan sosial berkelanjutan.

Sumber daya mata air di siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif perdesaan dan pengembangan irigasi pompa kawasan agrowisata. Selanjutnya, dapat dijadikan sebagai taman edukasi wisata sains-teknologi energi terbarukan. Sementara di malam harinya untuk penerangan kawasan wisata dan lingkungan sekitarnya.

PLTMH Desa Sanankerto mengandalkan debit air 0,50 meter kubik perdetik dengan mengambil dari sumber air Andeman. Turbin yang digunakan berbeda dengan yang dipakai pada PLTMH di UMM sebelumnya.

“Turbin Boonpring menggunakan propeller poros vertikal. Jika berhasil akan kita kembangkan untuk produksi turbin dan akan dijual,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement