Senin 24 Jun 2019 03:06 WIB

Mahasiswa UNY Ciptakan Sensor Sepatu untuk Difabel Netra

Sepatu pintar ini untuk menggantikan fungsi tongkat sebagai alat bantu berjalan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Sepatu pintar berisi sensor untuk membantu difabel netra berjalan  yang dikembangkan mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Foto: dok. UNY
Sepatu pintar berisi sensor untuk membantu difabel netra berjalan yang dikembangkan mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penyandang disabilitas memiliki keterbatasan pandangan untuk beraktivitas. Karenanya, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan sensor bantu untuk difabel netra.

Ada Agas Siwi Jalu Pamungkas dan Vicy Azizah Malihah dari Prodi Teknologi Pendidikan, serta Damar Triyana dari Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika. Agas mengatakan, pembuatan sensor ini dibuat karena penyandang difabel netra kerap kali kesulitan dalam melakukan aktivitas. Karenanya, sensor sepatu ini diharap dapat mempermudah.

Baca Juga

"Sepatu pintar ini untuk menggantikan fungsi tongkat sebagai alat bantu seorang penyandang difabel netra berjalan," kata Agas, Jumat (21/6).

Sepatu dilengkapi beberapa sensor. Ketika dipakai, jika di depan pengguna sepatu ada benda dan lubang berjarak 30-40 centimeter akan memberi tanda getar agar pengguna dapat menghindari.

Vicy menerangkan, inovasi ini lebih menekankan kepada sensor yang portable atau dapat dipindah ke berbagai jenis sepatu. Jenis sensor yang digunakan sensor ultrasonik.

Alasannya, sepatu-sepatu pintar bagi difabel netra yang sudah ada masih terbatas hanya kepada sepatu yang didesain. Dengan sensor portable, dapat digunakan pada berbagai model sepatu.

"Dan diharapkan dapat lebih meningkatkan efektivitas bagi difabel netra," ujar Vicy.

Damar menjelaskan, untuk menciptakan sensor untuk sepatu pintar ini dimulai dari studi literatur. Utamanya, terkait produk-produk sepatu pintar yang telah ada sebelumnya.

Dari produk yang telah ada, dianalisis kekurangan dan kelebihan lalu dianalisis kebutuhan calon pengguna. Dilakukan wawancara kepada beberapa siswa difabel netra.

"Masuk tahapan perancangan desain sepatu, mendata kebutuhan komponen yang diperlukan, merancang desain pelaporan dan menyusun instrumen assessment dan melakukan perancangan prototype," kata Damar.

Tahapan pertama membuat program pada sensor yang akan dipasang ke sepatu, dan dikombinasikan dengan arduino uno dan komponen lain. Lalu, masuk tahap pengembangan dengan menambahkan motor getar.

Fungsinya, memberikan stimulus berupa getaran kepada pengguna sepatu saat terdeksi mengalami hambatan dalam perjalanan. Tahap selanjutnya meletakan sensor, baterai, motor getar serta saklar.

Terkhir, dilakukan validasi media atau produk, uji coba produk, serta revisi produk. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement