Ahad 23 Jun 2019 09:24 WIB

Kunyit Bisa Dimanfaatkan Deteksi Keasaman Tanah Pertanian

Kunyit memiliki kemampuan merespon kadar pH tanah dengan cara berubah warna

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kunyit.
Foto: Pixabay
Kunyit.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memanfaatkan kunyit untuk mengetahui keasaman tanah. Metode itu diharap bisa membantu petani dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Arsyadani Tri dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian mengatakan, kadar pH tanah yang tidak netral merupakan salah satu hal yang menyebabkan penurunan produktivitas pertanian. "Sementara, kunyit memiliki kemampuan merespon kadar pH tanah dengan cara berubah warna," kata Arsyadani.

Contohnya yang terjadi di Kabupaten Boyolali. Produksi padi di daerah itu mengalami penurunan dari 286.237 ton menjadi 275.073 ton pada 2017.

Padahal, Arsyadani menerangkan, Boyolali memiliki lahan sawah seluas 13.402 hektar. Seharusnya, dapat menghasilkan 287.334 ton gabah kering giling.

Untuk mengatasi persoalan itu, Arsyadani menggunakan kunyit sebagai indikator keasaman tanah pertanian. Namanya Curcu Marvel, yang lahir melalui bimbingan Ratih Ineke Wati. Pengembangan dilakukan bersama Praditya Rizqi (Hama dan Penyakit Tumbuhan), Dwi Rahmasari (Kimia), Annisa Kurniawari (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis) dan Eli Budia (Ilmu Tanah).

Untuk mengetahui tingkat keasaman tanah, yang dilihat indeks warna kunyitnya. Dari sana, dapat diketahui pH tanah yang sekaligus mengidektifikasi tingkat keasaman tanah.

Arsyadani menjelaskan, untuk mendeteksi keasaman tanah pertanian menggunakan kunyit ini hanya memerlukan langkah sederhana. Pertama, potongan kunyit dimasukkan dalam larutan sampel tanah.

Sampelnya diambil di sejumlah titik berbeda dalam satu petak sawah. Selanjutnya, setelah 10 menit kunyit diangkat dan dibandingkan dengan kunyit yang tidak dimasukkan sampel tanah.

Ia menerangkan, bila warna kunyit pudar dapat dipastikan lahan itu memiliki pH kurang dari tujuh atau cenderung bersifat asam. Sedangkan, jika kuning tua pH lebih dari tujuh atau biasa.

"Sedangkan, jika warna kunyit tetap, tanahnya bersifat netral," ujar Arsyadani. Namun, jika kadar pH tanah tidak netral, selanjutnya dapat dilakukan rehabilitasi tanah dengan pemberian fases. Lalu, pupuk organik bionet untuk menetralkan tanah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement