Sabtu 15 Jun 2019 18:56 WIB

Tujuan Didirikannnya UIII Menurut Komaruddin Hidayat

Profesor Komaruddin Hidayat telah dilantik menjadi rektor UIII.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Andri Saubani
Komaruddin Hidayat
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Komaruddin Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah melantik Profesor Komaruddin Hidayat sebagai rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Seperti diketahui, UIII kini dalam proses pendirian dan rencananya akan beroperasi pada 2020.

Komaruddin mengatakan, proses pendirian UIII sudah dilakukan bertahun-tahun. "Kami sudah bekerja, kami sampaikan beberapa gagasan ke Presiden dan Wakil Presiden dan menteri, pemerintah dukung sekali, sampai Wapres mencari tanah ke sana ke mari," ujarnya kepada Republika, Jumat, (14/6).

Menurutnya, pendirian UIII harus dilakukan karena selama ini banyak mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari beberapa negara yang perekonomiannya lebih rendah dari Indonesia seperti Sudan, Maroko, dan lainnya. Sementara, Indonesia tidak memiliki skema beasiswa untuk mahasiswa asing.

"Padahal mereka itu tertarik untuk mengenal Indonesia yang dikenal sebagai negara Muslim dengan pengalaman demokrasi yang juga sukses. Mereka ingin mengenal Indonesia lebih dekat tapi di sini tidak ada skema beasiswanya," jelasnya.

Negara tetangga seperti Malaysia, kata dia, sudah memiliki skema semacam itu. "Lulusannya di berbagai negara telah menduduki posisi eselon 1, berkecimpung di dunia bisnis, serta menjadi duta budaya. Jadi Indonesia ketinggalan sekali," kata Komaruddin.

Dibangunnya UIII, lanjut dia, bertujuan pula memberikan stimulus bagi kampus-kampus di Indonesia untuk lebih berpikir internasional. Selain itu, dosen muda yang belum sempat belajar ke luar negeri juga bisa belajar di UIII.

"Karena kampus ini didesain dengan suasana internasional. Dosennya mahasiswa-mahasiswanya juga separuh asing separuh domestik," tuturnya.

Komaruddin menyebutkan, UIII ditujukan bagi mahasiswa S2 dan S3. Kemudian selama lima tahun pertama, seluruh mahasiswanya mendapatkan beasiswa.

"Jadi nanti awal paling banyak mahasiswanya 200. Lalu dalam lima tahun tidak akan banyak juga sekitar 3.000 mahasiswanya. Kita seleksi benar-benar," kata Komaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement