Jumat 14 Jun 2019 23:24 WIB

Rektor UIII Akui Proses Pembangunan Kampus Masih Terkendala

Proses pembangunan kampus masih terkendala soal lahan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nashih Nashrullah
Komaruddin Hidayat
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Komaruddin Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) direncanakan mulai beroperasi tahun depan. Kampus itu diharapkan dapat menjadi gerbang bagi mahasiswa asing yang ingin mengenal Indonesia lebih dekat. 

Hanya saja, Rektor UIII yang baru saja dilantik Profesor Komaruddin Hidayat menyatakan, pembangunan kampus UIII masih terbentur masalah. "Jadi tanah itu sudah resmi milik negara, milik UIII, tapi ada penghuni ilegal yang mereka malah minta pesangon layaknya jual beli," katanya kepada Republika.co.id, Jumat, (15/6).

Baca Juga

Komaruddin berharap Pemerintah Daerah Jawa Barat bisa segera menyelesaikan masalah tersebut. Pasalnya, lokasi tanah pembangunan UIII berada di Jawa Barat. "Karena kalau tidak program akan terhambat," jelasnya. 

Dirinya menambahkan, berbagai persiapan tengah dilakukan. Di antaranya menghubungi berbagai lembaga dosen dan mahasiswa di berbagai negara. "Tapi baru penjajakan awal saja, resminya sebentar lagi akan kita susun tunggu saja," kata Profesor Komaruddin.  

Dia menjelaskan, selama lima tahun pertama, seluruh mahasiswa UIII akan diberi beasiswa. Baik mahasiswa dari dalam maupun luar negeri.  

"Dalam dua sampai tiga bulan ke depan kita akan susun pedoman rekrutmen mahasiswa serta dosen. Terkait gaji dosen pun lagi dibicarakan dengan Menteri Keuangan karena Indonesia belum punya standar berapa menggaji dosen asing," ujarnya. 

Penunjukkan Komarudin Hidayat sebagai Rektor UIII tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 37/M Tahun 2019. Sebelumnya, Komaruddin Hidayat tercatat pernah menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Pada periode 2006-2015. 

Perencanaan pembangunan kampus UIII telah dilakukan sejak tiga tahun lalu lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII pada 29 Juni 2016. Saat itu Presiden Jokowi menginginkan UIII menjadi pusat kajian peradaban Islam di Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement