Kamis 13 Jun 2019 16:49 WIB

Tendangan Dua Belas Pas

Bola melesat ke arah gawang, bagai menghantam wajah mertuanya yang sinis

Tendangan Dua Belas Pas
Foto:

Selama ini Markum sudah berkali-kali mengikuti seleksi untuk bisa mengikuti kejuaraan sepak bola tingkat daerah, tetapi dia selalu tersisih. Entahlah, kehebatan tidak diikuti keberuntungan. Mungkin belum rezeki, begitu kata teman-teman terdekatnya.

Meskipun sudah berkeluarga dan memiliki satu anak, dan satu lagi yang masih dalam kandungan, Markum tak pernah berhenti berlatih. Markum pun selalu mendapat panggilan untuk bermain tarkam, tarikan kampung dari kampung lain. Mengingat ia memang sudah cukup dikenal sebagai pemain sepak bola yang akan bermain di liga nasional.

Tendangan dua belas pas ini akan menjadi penentu kemenangan tim yang membayarnya. Kalau Markum berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan pada tendangan dua belas pas ini, akan menjadi sejarah timnya menjuarai kejuaraan kali ini. Di tangan Markum-lah sejarah itu akan terukir.

Markum menatap ke arah gawang, di mana penjaga gawang yang berdiri di bawah mistar tengah bersiap-siap mengantisipasi tendangan dua belas pas yang akan segera ia lakukan.

Penjaga gawang sempat memegangi tiang mistar sebelah kanan, lalu berjalan menuju mistar sebelah kiri. Setelah itu, ia berdiri tepat di bawah mistar sambil melompat-lompat meraih mistar atas gawang. Penjaga gawang lalu memberikan isyarat dengan tangannya, agar Markum selekasnya melakukan tendangan hukuman itu.

Wasit meniup pluit. Markum melangkah mundur beberapa langkah, dan bersiap melakukan eksekusi! Para penonton pendukung terus bersorak-sorak mengeluelukan, memberikan semangat, sementara penonton tim lawan terus semangat mengolok-oloknya.

Beberapa rekannya berdiri di garis luar kotak penalti untuk bersiap-siap menghajar bola ke arah gawang jika bola itu kemungkinan bisa ditepis penjaga gawang, atau menyentuh mistar. Beberapa pemain lawan menjaga-jaga pemain tersebut, hingga saat tendangan dua belas pas akan segera dilakukan, rekan Markum terjatuh akibat adu badan yang dilakukan tidak semestinya itu. Wasit pun meniup pluitnya, meminta Markum menunda tendangan dua belas pas itu.

Wasit melangkah mendekati rekan Markum yang terjatuh, dan pemain lawan yang menjatuhkannya. Kedua pemain tersebut diberi peringatan. Keduanya diancam akan diberikan hukuman kartu bila mengulangi seperti yang baru saja mereka lakukan.

Nyatanya, setelah wasit meninggalkan kedua pemain itu dan bersiap-siap memerintah Markum untuk melakukan tendangan penalti, kedua pemain tadi kembali saling mengadu badan. Tapi, tentu tidak sekeras sebelumnya.

Markum masih memandang ke arah gawang yang dijaga penjaga gawang. Markum memikirkan bagaimana mengecoh penjaga gawang memuakkan ini. Yang Markum inginkan, ketika bola diarahkan ke bagian kiri, penjaga gawang melompat ke kanan. Atau sebaliknya. Ini seperti tendangan penalti yang dilakukan oleh pemain-pemain top mancanegara.

Tendangan dua belas pas alias penalti, meski berjarak sekitar 11 meter dari gawang, tidak berarti mudah. Sebab, tidak sedikit pemain-pemain kelas dunia yang gagal melakukannya. Pemain Italia yang saat itu berjaya di Juventus, Roberto Bagio, pernah gagal memasukkan tendangan penalti saat melawan Brasil di final Piala Dunia.

David Beckham, kapten tim nasional Inggris yang pernah main di MU dan Real Madrid juga pernah gagal. Lionel Messi dan Christian Ronaldo juga pernah gagal baik di liga maupun di piala dunia. Kesebelasan Spanyol dikalahkan kesebelasan Korea Selatan dalam drama adu penalti memperebutkan semifinal Piala Dunia di Jepang-Korsel. Dan, masih banyak kejadian-kejadian lainnya dalam drama tendangan dua belas pas ini.

Dan, Markum berpikir, bukan tidak mungkin dirinya gagal menciptakan gol dalam tendangan dua belas pas yang akan segera ia lakukan ini. Wasit meniup peluitnya. Markum pun menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan.

Markum kembali menatap mistar, siap melaju dan menendang bola ke arah gawang. Sesaat suara penonton tidak terdengar. Yang ada malah suara anaknya yang minta dibelikan tas untuk masuk sekolah awal bulan ini.

“Ayah, Dendy maunya tas warna biru ya, seperti punya Eko…”

“Iya, iya… nanti akan Ayah belikan….”

“Jangan bohong lagi lho, Yah…”

“Ayah janji, deh. Yang penting, Dendy doakan ayah yah, semoga pada pertandingan besok sore ayah menang dan bisa buat gol!”

“Iya deh! Pasti Dendy doain…”

Dalam pikiran seperti itu, Markum bertekad menyarangkan bola ke arah gawang. Saat wasit meniup pluitnya, Bismillahirohmanirrohiim. Markum segera menendang bola di titik putih itu. Penjaga gawang terkecoh. Bola masuk! Suara penonton bergemuruh. Tapi… bersamaan dengan itu, wasit meniupkan peluitnya dua kali. Wasit menganggap posisi penjaga gawang terlalu jauh dari garis mistar. Dan, penjaga gawang lebih dulu bergerak maju sebelum tendangan Markum tadi dilakukan.

Tendangan dua belas pas harus diulang! Beberapa pemain rekan Markum yang hendak protes dicegah oleh pelatih. Markum pun mengulang tendangan dua belas pas itu.

Penjaga gawang yang diberikan peringatan keras oleh wasit kembali berdiri di bawah mistar. Wasit meniup peluitnya. Markum kembali bersiap-siap melakukan tendangan penalti ulang, mundur beberapa langkah, menarik napas dalam-dalam lagi, lalu melangkahkan kaki hendak menghajar si kulit bundar.

Mendadak wajah mertuanya seolah berada di hadapannya. Markum tidak peduli dan menghajar bola itu dengan kekuatan penuh. Bismillah!!! Ziggg!!! Bola melesat ke arah gawang, bagai menghantam wajah mertuanya yang sinis. Penonton berteriak-teriak, bergemuruh, hingga membuat stadion hampir roboh.

Markum jatuh terkulai. Markum tidak tahu apakah bola yang baru saja ditendangnya berhasil masuk ke gawang atau tidak. Yang ia sadari adalah gema suara penonton yang riuh rendah. Masya Allah… Markum pingsan!

Tangerang Selatan, 2018

TENTANG PENULIS

ZAENAL RADAR T, menulis skenario televisi dan cerita pendek. Cerita Pendek. Bukunya yang telah terbit; Si Markum (Penerbit Alvabet, 2017)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement