Kamis 13 Jun 2019 16:49 WIB

Tendangan Dua Belas Pas

Bola melesat ke arah gawang, bagai menghantam wajah mertuanya yang sinis

Tendangan Dua Belas Pas
Foto:

Markum masih memegang bola yang tadi diciumnya, lalu meletakannya dengan hati-hati pada titik putih dua belas pas. Markum lalu menghela napas panjang. Pikirannya kembali pada ingatan tentang mertuanya yang selalu marah-marah.

Markum sudah sejak lama diminta untuk mengontrak rumah sendiri. Ini berkaitan dengan adik iparnya, Pilo Poly, yang akan menikah bulan depan. Kamar yang sekarang digunakan untuk istri dan anaknya sebenarnya kamar Pilo, yang mengalah tidur di ruang tengah. Bila Pilo menikah, dia meminta kamar itu dikembalikan untuknya.

Markum sendiri sebenarnya sudah tidak kerasan menumpang dengan mertua. Apalagi, mertuanya itu termasuk dalam katagori mertua cerewet. Setiap hari selalu saja mengungkit-ungkit keberadaanya.

Kalau saja ia memiliki uang lebih untuk mengontrak rumah, tentu ia sudah memboyong anak dan istrinya pergi ke tempat lain. Sayang, manajer tim yang merekrutnya angkat tangan sewaktu tim semiprofesional tempat dia mengais rezeki dibubarkan.

“Markum, sepak bola itu nggak bisa menghidupi keluarga…” nasihat ibu mertuanya suatu ketika, saat mendengar timnya dibubarkan sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, membuat Markum naik darah.

“Bu, sepak bola juga bisa menghasilkan uang. Ibu jangan meremehkan penghasilan pemain sepak bola…” Markum membela diri.

“Buktinya…? Selama ini apa yang kamu dapat? Kalau istri kamu nggak kerja, dari mana kamu bisa makan!? Dari mana kamu bisa beli susu anak? Kamu dibon sama kampung sebelah paling sebulan sekali. Atau paling sering kalau ada acara Agustus-an kayak sekarang! Itu kan setahun sekali!??”

“Sabar, Bu. Kita berdoa saja, semoga saya mendapat tawaran dari tim liga satu, biar saya cepat pindah dari sini secepatnya..”

Cuih! Cuma ngomong doang! Mana buktinyaaa…!!?”

Sampai di sini, Markum cuma bisa geram sendiri. Markum masih berada di kotak dua belas pas, berhadapan dengan si kulit bundar yang sudah siap berada di titik putih yang siap ditendang. Pada kejuaraan kompetisi Agustusan kali ini, menurut panitia, hadiahnya dua belas juta berikut dua ekor kambing.

Untuk pemain terbaik, mendapat satu ekor kambing. Untuk pencipta gol terbanyak, juga mendapatkan satu ekor kambing. Kalau tendangan dua belas pas ini masuk, sudah bisa dipastikan Markum akan menjadi top scorer, dan timnya jadi juara.

Saat ini usia Markum baru memasuki dua puluh lima. Markum menikah di usia delapan belas, setelah lulus SMA. Sejak itu ia hanya bermain sepak bola karena sulit mendapatkan pekerjaan dan tak ada biaya kuliah.

Markum sudah bertekad menjadikan sepak bola sebagai mata pencaharian. Apalagi, dia direkrut oleh salah satu tim anggota Liga Indonesia, sebelum akhirnya tim dibubarkan karena tidak lolos kualifikasi mengikuti kompetisi.

Markum yang berada pada posisi striker dalam setiap pertandingan ini bukan pemain sembarangan. Markum jago mengutak-atik si kulit bundar layaknya pemain-pemain sepak bola dunia macam Christian Ronaldo dari tim Real Madrid yang membela negaranya Portugal.

Kelihaiannya sulit dibendung pemain belakang. Seperti Muhamad Salah pemain asal Mesir yang merumput di Liverpool. Gocekannya mematikan bak Lionel Messi pemain handalam Argentina yang merumput di Barcelona. Tendangannya gledek bak Gabriel Batistuta, pemain lawas andalan Argentina. Tendangan bebasnya nyaris menyamai tendangan pisang milik David Beckham! Demikianlah Markum.

Kalau sampai saat ini ia belum menjadi pemain profesional seperti pemain-pemain liga nasional lainnya, mungkin karena dirinya belum mujur saja. Sekalinya direkrut, apesnya tim malah bubar di tengah jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement