Jumat 31 May 2019 23:14 WIB

Menuju Fitri, Apa Makna Kemenangan Hakiki?

Kemenangan hakiki dengan menerapkan ajaran Alquran sepenuhnya

Umat muslim mendengarkan tausiyah ketika beriktikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/5/2019) dini hari.
Foto: Antara/Saptono
Umat muslim mendengarkan tausiyah ketika beriktikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/5/2019) dini hari.

Bulan Ramadhan mulai memasuki penghujung, Idul Fitri siap menyambut. Tentu meski sudah memasuki akhir, Ramadhan tidak boleh disia-siakan.

Dengan berbagai keutamaan dibanding bulan lain, pastinya kaum muslimin menjalani aktivitas yang spesial pula. Berpuasa, sholat tarawih, sholat tahajjud, membayar zakat, memperbanyak dzikir dan sedekah serta memburu ibadah lainnya.

Baca Juga

Memang sangat spesial, karena Ramadhan bulan kemuliaan dan Idul fitri bulan kemenangan. Kemenangan yang sudah sangat dirindukan, karena kaum mulimin belum dapat merasakan makna kemenangan seutuhnya.

Hadirnya Ramadhan tidak dapat disambut gembira sepenuhnya, sebab kaum muslimin merasakan kepedihan ketika saudara di belahan dunia lain berduka.

Gaza kembali membara sejak 1 Ramadhan. Dibombardir tiga hari tanpa henti oleh Israel, beribadah di tengah ancaman tembakan roket yang bisa menyerang kapanpun. Sedikitnya puluhan orang tewas termasuk ibu hamil dan bayi dalam serangan Israel kala bulan Ramadhan ini. Rumah luluh berantakan, saluran komunikasi terputus dan korban terus berjatuhan.

Ramadhan di dalam negeri juga masih diwarnai berbagai polemik. Kisruh pemilu, meninggalnya 573 anggota KPPS, kenaikan beberapa harga komoditas pangan, hingga aksi mencekam 22 Mei lalu.

Padahal sejatinya Ramadhan adalah wadah bagi kaum muslimin untuk berlomba-lomba meraih kebaikan. Terlebih ketika kaum Muslimin harusnya berlomba-lomba meraih kemuliaan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan raihan kemenangan yang telah dijanjikan.

Kemenangan yang sangat diharapkan, bukan sekedar momentum Idul Fitri namun sampai pada kemenangan hakiki. Kemenangan dimana tidak ada lagi penjajahan di negeri-negeri kaum muslim, kedudukan dan kehormatan terjaga, nyawa dan diri terpelihara, hak-hak dasar hidup seluruh masyarakat terjamin, kemudahan beribadah dengan khusyu’, dan yang paling terpenting menang karena terbebas dari hukum kufur buatan manusia.

Penderitaan yang dialami tidak lain karena telah meninggalkan hukum-hukum Allah, yang sejatinya harus diterapkan. Gempuran pemikiran sekularis telah menodai pemikiran kaum muslimin.

Hingga tidak sedikit yang menuding bahwa hukum-hukum Al-Qur’an hanya berisi muatan lokal, bersifat temporal dan kondisional. Saat ini kaum muslimin hanya menerapkan hukum-hukum ibadah dan akhlak saja, namun meninggalkan hukum Al-Qur’an lainnya.

Mengimani Al-Qur’an artinya harus menerima Al-Qur’an seutuhnya, 100 persen. Bukan mengimani sebagian dan mengingkari lainnya. Mengingkari sebagian isi Al-Qur’an sama saja mengingkari seluruh isinya. Allah SWT telah jelas memerintah manusia untuk masuk kedalam Islam secara kaffah atau menyeluruh.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah: 208).

Maka bila tidak menerapkan al-Qur’an sungguh, bukan kemenangan yang akan diraih tapi celaka dan derita. Tetapi jika diterapkan, akan membawa rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya bagi kaum muslimin. Penerapan hukum Allah harus secara sempurna, baik oleh individu maupun institusi negara yang akan mewujudkan kemenangan sejati hingga kalimat Allah ditinggikan di muka bumi.

Pengirim: Lestari Sormin, aktivis pers Mahasiswa Kreatif Universitas Negeri Medan.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement