Rabu 22 May 2019 14:04 WIB

Renungan dalam Nuzulul Quran

14 Abad umat Muslim melewati Nuzulul Quan harusnya menjadi pacuan mengaca diri

Warga mempersiapkan makanan berbuka pada kenduri Nuzulul Quran di Masjid Raudhatul Jannah, Desa Pango Raya, Banda Aceh, Aceh, Ahad (19/5/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga mempersiapkan makanan berbuka pada kenduri Nuzulul Quran di Masjid Raudhatul Jannah, Desa Pango Raya, Banda Aceh, Aceh, Ahad (19/5/2019).

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan." (Qs. Al-'Alaq:1).

"Bacalah!", demikian malaikat Jibril mengulang-ulang perintah kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. Menyampaikan wahyu Allah Swt. untuk yang pertama kali kepada manusia pilihan, Rasul akhir zaman. Disampaikan pada waktu yang mulia yakni di bulan Ramadhan. Tepat pada malam ke tujuh belas yang dikenal hingga saat ini dengan malam Nuzulul Quran.

Baca Juga

Alquran adalah mukjizat besar yang Allah Swt. berikan kepada Rasulullah Saw. Petunjuk bagi segenap manusia. Kabar gembira bagi setiap yang beriman. Maka turunnya Alquran merupakan peristiwa penting yang tidak akan lekang oleh zaman.

Sudah lebih dari 14 abad malam Nuzulul Quran dilalui oleh kaum Muslim. Hal ini semestinya menjadi pacuan untuk mengaca diri. Terlebih lagi bagi bangsa dengan penduduk mayoritas muslim ini. Sudahkah Alquran menjadi bahan literasi bagi segenap komponen Negeri?

Ya, bukan sekedar membaca. Tapi juga memahami bahkan mengamalkan setiap yang terkandung dalam ayat-ayatNya. Tersebab Alquran adalah mukjizat, maka sudah pasti kebaikan demi kebaikan yang akan tercurah darinya. Tidak ada keraguan lagi untuk itu.

Karenanya, di momen Nuzulul Quran ini mari kita sejenak merenungi carut-marut kondisi sosial maupun perpolitikan Bangsa. Karena sangat mungkin, kegaduhan yang ada adalah akibat kita lupa membaca, memahami dan mengamalkan isi Alquran. Sehingga berkah dan rahmat tidak tercurah bagi negeri tercinta.

Semoga, Nuzulul Quran tahun ini tidak sekedar diperingati sebatas seremoni. Melainkan menjadi sarana untuk bermuhasabah bagi segenap komponen negeri. Bahwa dalam peristiwa turunnya Alquran, ada titah Illahi yang harus ditaati. Yakni berkhidmat sebagai hamba, kaffah dalam menjalankan syari'at-Nya. Sehingga Baldatun Thayibatun wa Rabbul Ghafur bisa terwujud di Bumi Pertiwi kita. Wallahu'alam

Pengirim: Wulan Citra Dewi, Pekanbaru

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement