Rabu 22 May 2019 14:15 WIB

Empat Joki Tes Fakultas Kedokteran UMS Diamankan Polisi

Empat joki itu merupakan mahasiswa UGM dan ITB

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Foto: istimewa/doc suara muhammadiyah
Universitas Muhammadiyah Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Empat joki tes ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) diamankan aparat kepolisian. Keempatnya berinisial RD (18) dan Inam (19) yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), BA (22) yang merupakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), serta MM  (17) yang merupakan alumnus salah satu SMA negeri di Kediri.

Rektor UM Surabaya, Sukadiono mengatakan, terciduknya joki di kampus setempat, setelah keempat pria tersebut melakukan gerak-gerik yang mencurigakan. Sementara tahun ini, tes FK menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) sehingga penggunaan kertas sangat minim.

"Mereka melakukan komunikasi via kertas yang disebar, satu joki membantu satu peserta. Akhirnya kami amankan dan memang mereka melakukan praktik perjokian," kata Suko di Surabaya, Rabu (22/5).

Suko mengungkapkan, dua mahasiswa UGM tersebut mengaku berasal dari program studi Teknik Elektro dan Ilmu gizi. Sementara mahasiswa dari ITB berasal dari prodi Teknik Elektro, adapun satu alumni SMA negeri di Kediri yang menjadi joki, merupakan lulusan tahun ini.

"Kami sudah minta KTP mereka dan kami lakukan laporan ke kepolisian, kemudian berita acaranya akan kami kirim ke UGM dan ITB. Saya rasa perlu langkah antisipasi tes FK gelombang ketiga dan tahun berikutnya. Kami harus menambah kewaspadaan," ujarnya.

Pendidikan Tinggi Litbang PP Muhhamadiyah Prof Lincolin Arsyad turut menanggapi ditemukannya mahasiswa UGM yang melakukan praktik perjokian tersebut. Dia pun memgaku kecewa dengan ditemukannya praktik perjokian dalam tahapan tes masuk kampus.

"Saya sebagai akademisi dan sebagai guru besar UGM sangat kecewa dan malu atas peristiwa ini. Karena dua dari empat joki ini dari UGM, sangat memalukan almamater saya," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis UGM itu.

Prof Lincoln berharap pihak berwajib dapat menyelesaikan dengan cara yang bijaksana. Keempat joki yang ditemukan mendapat komisi sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta. Sementara peserta ujian yang ikut tes membayar Rp125 juta untuk jasa joki. Sehingga menurutnya, perlu diusut jaringan joki tes masuk FK ini.

Tindakan tegas pun langsung diambil Universitas Muhammadiyah Surabaya usai menemukan kecurangan dalam tes masuk Fakultas Kedokteran gelombang kedua. Ditemukannya joki dalam tes tersebut kemudian dilaporkan pihak kampus ke pihak kepolisian.

Kanit Reskrim Polsek Mulyosari, Ipda Mulyono mengungkapkan, setelah pemeriksaan, satu joki yaitu BA (22) akan dijerat dengan pasal pemalsuan identitas. "Sementara identitas dan ijazah palsu. BA menggunakan nama lain atas nama Riantama Rasunda," ujarnya.

Aparat kepolisian pun diakuinya akan mendalami jaringan ini, karena berdasarkan keterangan yang diperoleh, terdapat lima broker dalam satu jaringan. Sementara  yang sudah tertangkap baru satu broker. "Kami akan pelajari UU tentang perjokian. Karena baru kali ini ada kasus joki di tempat saya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement