Senin 20 May 2019 21:00 WIB

Kreativitas Siswa Mewujudkan 'LIRIK JUTAWAN'

Para siswa memamerkan hasil kreativitas untuk dijual.

Aktivitas di  MTs Al-Qadr, salah satu sekolah yang mendapat pendampingan SLI.
Foto: SLI
Aktivitas di MTs Al-Qadr, salah satu sekolah yang mendapat pendampingan SLI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kreativitas menjadi hal yang penting dalam pendidikan. Hal ini pula yang coba diterapkan di MTs Al-Qadr Betun, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang mendapat pendampingan dari Sekolah Literasi Indonesia (SLI), salah satu lembaga di bawah Yayasan Dompet Dhuafa.

Untuk menyalurkan kreativitas, sekolah ini menggelar kegiatan Pameran Hasil Karya Siswa (Creativity Day). Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang baru sehingga harapannya dapat menjadi ajang sosialisasi sekolah dan menjadi daya tarik sebagai sekolah yang memiliki keunggulan. Kegiatan Creativity Day untuk pertama kalinya mengangkat tema 'Tunjukkan Kreativitasmu dengan Hasil Kerja Nyata'.

Kepala MTs Al-Qadr Ahmad Yani mengatakan program ini sesuai dengan saran dan strategi SLI. Menurut Ahmad Yani, kegiatan ini sebagai ajang unjuk kreativitas dan bakat anak-anak yang selama ini belum tampak terlihat secara nyata oleh masyarakat luas menjadi sebuah karya yang nyata.

Ahmad Yani, mengungkapkan tujuan utama diadakan pameran ini adalah memberikan pelajaran sekaligus pengalaman yang berharga kepada anak-anak. Anak-anak diharapkan lahir menjadi pribadi yang kreatif sehingga menjadi generasi pembangunan di masa yang akan datang yang memiliki nilai-nilai peduLI, mandiRI, Kreatif, JUjur TAnggungjaWAb, dan disipliN (LIRIK JUTAWAN) sesuai nilai-nilai MTs Al-Qadr.

Nilai-nilai peduli dapat terwujud dari kepedulian terhadap lingkungan dalam memanfaatkan barang-barang bekas/sampah. Nilai-nilai jujur, mandiri dan kreatif bisa terlihat dari hasil karya yang dibuat sendiri  oleh siswa dengan bentuk yang unik dan menarik. Sedangakan nilai-nilai  tanggung jawab dan disiplin bisa dilihat dari ketepatan waktu dalam menyelesaikan karyanya.

Relawan SLI penempatan Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT) Abdul Hamid menceritakan bahwa siswa-siswi MTs Al-Qadr Betun berkreasi dengan bahan dasar barang bekas menjadi  sebuah karya yang menarik dan unik serta memiliki nilai jual. Tidak hanya itu, aneka cita rasa makanan dan minuman juga menjadi bagian yang tak terlupakan dari pameran tersebut. 

Mereka berkreasi dengan makanan khas NTT, yaitu jagung Bose lengkap dengan miniatur rumah adat NTT. Alhasil, stand setiap kelas sudah diserbu oleh para pengunjung baik,  dari siswa MI, RA, maupun masyarakat umum. Barang yang dipamerkan hampir terjual semua.

Para pengunjung dan siswa merasa puas dengan hasil karya mereka. Tak tanggung-tanggung  para pengunjung membeli hasil karya siswa dengan kisaran puluhan sampai ratusan ribu rupiah.  "Saya sangat senang karena miniatur rumah yang saya buat menjadi karya pertama yang terjual," ungkap Afrizal, salah seorang siswa MTs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement