Senin 20 May 2019 11:59 WIB

Impor Guru, Benarkah itu Solusi?

Impor guru dinilai bukan solusi karena sepatutnya negar yang memfasilitasi para guru

Guru SDN 57/II Talang Silungko II mengajar di kelas II dan III yang digabung salam satu ruangan di Bungo, Jambi, Kamis (4/3/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Guru SDN 57/II Talang Silungko II mengajar di kelas II dan III yang digabung salam satu ruangan di Bungo, Jambi, Kamis (4/3/2019).

Berbicara masalah pendidikan pasti tak terelakkan dari membicarakan seorang pengajar atau guru. Karena mereka adalah elemen penting dalam dunia pendidikan, menyalurkan ilmu pada generasi dan mendidik baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu seorang guru harus mempunyai kualitas baik, tidak hanya hal akademis namun juga moralitas agar menghasilkan generasi-generasi mumpuni.

Tak lama ini dunia pendidikan sedang dihebohkan dengan berita guru impor yang akan didatangkan untuk memberi ilmu kepada guru-guru lokal. Terlepas dari hal itu, jumlah guru di negeri ini sudah sangat banyak, meskipun kualitas belum terjamin semuanya. Akan tetapi apakah mengimpor guru itu di perlukan bahkan sesuatu yang penting untuk bangsa ini ?

Mengimpor guru bukanlah solusi, karena sebenarnya untuk meningkatkan kualitas anak didik berarti hal utama yang dilakukan adalah bagaimana negara juga meningkatkan kualitas guru atau pengajar.

Pada zaman Rasulullah dan setelahnya yaitu zaman para sahabat dan kepemimpinan Islam seorang guru sangatlah mulia karenanya pada waktu itu seorang guru di fasilitasi dengan sarana-sarana yang memadai, di gaji dengan upah yang tak sedikit dan karena itu guru bertanggungjawab dan bersungguh-sungguh dalam mencetak para generasi. Dalam Islam menuntut ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim dan dari itu maka mekanisme dalam pendidikan sangat di perhatikan.

Generasi-generasi yang yang tercetak unggul pasti juga ada peran guru berkualitas disana. Maka tak perlu mengimpor guru dari asing, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas guru dalam negri agar tercetak generasi sholih-shalihah yang berkompeten.

Wallahu'alam bish shawab

Pengirim: Yuli Saputri, Muslimah Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement