Sebagian dari kita mungkin masih banyak yang belum familiar dengan Hari Keluarga Internasional yang jatuh pada tanggal 15 Mei. Hari Keluarga Internasional ini bertujuan untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan dari dalam diri kita untuk menghadapi banyaknya tantangan kehidupan demi pencapaian yang lebih baik.
Dapat membangun keluarga yang shalih adalah impian dari setiap pasangan suami istri. Maka, Islam telah mengajarkan bahwa keluarga yang shalih haruslah terbentuk dari orang tua yang shalih. Dimulai dari ayah dan ibu.
Sebuah pohon yang tumbuh subur dengan buah yang segar pastilah berasal dari pohon dengan akar yang baik dan kuat. Keshalihan ayah dan ibu merupakan faktor penentu paling utama untuk menghasilkan anak-anak yang shalih dan shalihah.
Dalam sebuah kajian parenting nabawiyah bersama Ustadz Budi Ashari, Lc. Beliau menyampaikan 4 tips agar kita bisa menjadi orang tua yang shalih bagi anak-anak kita.
Berikut ini 4 tips untuk menjadi orang tua yang shalih:
1. Ayah dan ibu harus mempunyai amal shalih pilihan yang rutin. Karena mungkin saja tidak semua keshalihan bisa dilakukan. Misalnya, menentukan membaca Al-Quran atau Qiyamullail , ahli ilmu islam atau shadaqoh dan lain sebagainya sebagai amal unggulan orang tua.
2. Ayah dan Ibu boleh memilih amalan unggulan yang berbeda. Bahkan hal ini bisa menjadi warna yang berharga saat anak-anak melihat perbedaan amal yang diunggulkan oleh masing-masing orangtua. Ayahnya hebat dalam amal tertentu dan ibunya hebat di amal yang lainnya. Bukankah dengan seperti itu anak akan lebih mudah meniru orangtuanya dalam beramal. Insyaallah.
3. Berdoa dengan menyebut amal tersebut sebagai tawassul agar Allah menjaga generasi kita.
4. Kalau syahwat mendesak-desak untuk mengambil harta yang tidak halal, maka ingatlah anak-anak. Harta yang tidak halal hanya akan melahirkan anak-anak yang rusak. Hanya dengan harta yang halal kita bisa melahirkan generasi yang shalih.
Demikianlah 4 tips agar kita bisa menjadi orang tua yang shalih. Semoga Allah mampukan kita untuk menjadi orang tua yang shalih. Sehingga keshalihan kita sebagai orangtua dapat memberikan pengaruh besar, tidak hanya kepada diri kita sendiri dan anak-anak kita, tetapi juga terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Sebagian ulama salaf berkata,"Kalau aku berbuat maksiat, aku bisa menyaksikan dampaknya pada tingkah laku pembantuku dsn kendaraanku." (Lihat Jami'ul 'Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hanbali).
Kalaulah orang yang membantu di rumah tangga kita sering membuat kita emosi dan marah atau kendaraan yang kita kendarai sering membuat kita kesal atau terlalu rewel, maka hal ini tidak terjadi dengan sendirinya. Kita harus mulai mengevaluasi diri. Evaluasi terhadap bagian-bagian dari keshalihan kita.
Wallahua'lam Bish Shawab.
Pengirim: Widya Fauzi, Pengajar, Founder Bandung Storytelling Club dan Komunitas Muslimah Menjahit