Pertama, selain istikomah dalam ketaatan, juga selalu menghidupkan kiyamullail di tiap malamnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua, amalan-amalan Rasul dan pesan-pesannya merupakan dorongan bagi setiap muslim untuk beribadah dan berlomba-lomba menyedekahkan harta di bulan Ramadhan, terlebih di malam al-qadar.
Para hartawan dahulu mempergunakan bulan Ramadhan untuk berlomba-lomba memenuhi keperluan orang-orang yang membutuhkan bantuan, sebagai suatu usaha memenuhi seruan agama dan meneladani Rasul. Mereka menyembunyikan shadaqah-shadaqah mereka hingga tidak diketahui tangan kiri, apa yang diberikan tangan kanan.
Sebagian hartawan dahulu menanti-nanti Lailatul Qadar, malam dimana Allah melipatgandakan pahalaNya. Mereka menyembunyikan dirinya, mencari keluarga-keluarga yang miskin di malam buta.
Mereka memberikan segala yang dibawanya kepada keluarga miskin, tanpa dikenal oleh yang menerima pemberian itu. Dia kembali tanpa diketahui siapa dirinya.