Kamis 16 May 2019 21:27 WIB

Bunga Telang Bisa Dimanfaatkan Hambat Kanker Payudara

Mahasiswa UGM manfaatkan bunga Telang untuk hambat pertumbuhan sel kanker payudara

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bunga telang
Foto: Pixabay/Janeb13
Bunga telang

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tanaman bunga telang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker payudara. Hal itu ditemukan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

Salah satu peneliti, Azzahra Asyifa mengatakan, bunga telang miliki kandungan flavonoid seperti kaempferol dan quercentin. Ia menilai, kandungan-kandungan itu berpotensi digunakan sebagai antikanker.

Baca Juga

Penelitian bunga yang memiliki nama latin Clitoria Ternatea dilakukan bersama dua rekan lain. Ada Achmad Ilham Nurgina dari FKKMK dan Andiny Aguningtyas dari Farmasi.

Ketiganya melakukan riset agar ekstrak flavonoid dalam bunga telang dapat membunuh sel-sel kanker dan menghambat kecepatan migrasi sel kanker. Penelitian di bawah bimbingan Eti Nurwening Sholikhah.

Azzhara mengatakan, mereka melakukan penelitian diawali dari rasa prihatin terhadap penderita kanker payudara. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian akibat kanker lebih dari 100 negara.

"Pada 2018 terdapat kurang lebih 2,1 juta kasus baru kanker payudara, bahkan ilmuwan memprediksi 2050 insidensi kanker payudara akan meningkat mencapai 3,2 juta kasus baru per tahunnya," kata Azzahra, Kamis (16/5).

Hal itu menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama bagi para wanita. Meski terdapat berbagai metode pengobatan kanker, seperti kemoterapi, cara itu menimbulkan efek samping kematian.

Untuk itu, saat ini banyak dikembangkan terapi tertarget yang dapat menarget kelainan di tingkat genetik atau molekular. Sehingga, tidak berbahaya bagi sel-sel normal.

Mereka mulai meneliti dengan menarget gen BCL-2 dan VEGF. Kedua gen itu sendiri merupakan contoh gen-gen yang berperan dalam perkembangan dan migrasi dari sel kanker payudara.

Azzahra berharap, hasil penelitian itu dapat menjadi tonggak baru pengembangan terapi tertarget. Utamanya, agar dapat menggantikan kemoterapi yang memiliki efek samping yang terlalu besar.

"Dengan memanfaatkan kekayaan hayati yang berupa tanaman herbal," kata Azzhra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement