Senin 13 May 2019 19:19 WIB

Jurus Guru Menangani Kelas Bermasalah Ala Kawan SLI

Guru harus bisa membangun energi positif di kelas.

Adi salah satu Kawan SLI Dompet Dhuafa punya cara jitu mengatasi kelas bermasalah.
Foto: Dompet Dhuafa
Adi salah satu Kawan SLI Dompet Dhuafa punya cara jitu mengatasi kelas bermasalah.

REPUBLIKA.CO.ID, Dunia anak adalah dunia bermain, penuh kecandaan dan penuh dengan kesenangan. Mereka begitu menikmatinya, sehingga tak jarang keseruan pada saat bermain terbawa di dalam kelas. Sehingga tak ayal pembelajaran pun tidak efisien.

Anak-anak di SDN 227 Bengkulu Utara Kecamatan Napal Putih pun begitu sangat aktif.

Terlebih anak-anak di kelas 4, ketika pembelajaran dimulai, masih ada yang berlari lari didalam dan hilir mudik keluar kelas, mengusili teman, sehingga kelas gaduh dengan teriakan.

Ada juga siswa yang membawa mainan gambar sehingga mengalihkan perhatian temannya yang lain. Kejadian keseharian di kelas mejadikan pembeajaran tidak optimal. Tidak heran bila setiap selesai mengajar di kelas ini, guru-guru selalu mengeluh dan marah-marah.

“Mengajar di kelas selama seharian itu sangat melelahkan, dan membuat tensi darah saya naik,” ucap Wien selaku guru yang pernah masuk di kelas 4 untuk mengganti guru kelas 4 yang tidak masuk.

Bahkan tidak heran juga bila kelas 4 selalu dicap sebagai kelas paling bermasalah di sekolah. Syukurnya, Kepala Sekolah memiliki kesabaran dan ketekunan yang begitu luar biasa. Mungkin karena pengalaman yang sudah bertahun-tahun sehingga dapat menjalani mengajar dikelas 4 tersebut dengan santai.

“Faktor utama anak-anak di kelas tersebut berperilaku demikian adalah modal belajar

dan kecerdasan, tugas kita sebagai seorang guru adalah positif felling serta sabar. Jadi, kita tidak boleh mengecap anak- anak sebagai anak yang nakal,” ujar Kepala Sekolah.

Pernyataan Kepala Sekolah sangat menarik bagi Adi, salah satu Relawan Konsultan

(KAWAN) SLI Dompet Dhuafa yang ditempatkan di SDN 227 Bengkulu Utara Kecamatan Napal Putih. Sekolahnya merupakan salah satu dari 48 sekolah penerima manfaat program SLI di 18 wilayah Indonesia. SLI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah itu sendiri dengan pendekatan literasi.

Adi Setiawan yang akrab dipanggil Adi mendapat kepercayaan dari kepala sekolah untuk mengajar IPA dan Matermatika di kelas 4 tersebut. Menurut Adi, bertemu dan mengajar siswa-siswa kelas 4 ini tidak dapat membuktikan semua cerita yang didengar selama ini, karena siswa-siswa kelas 4 sangat antusias dengan apa yang Adi sampaikan, bahkan ternyata siswa-siswa menginginkan Adi ini menjadi wali kelas mereka.

Guru-guru di sekolah terheran-heran dengan apa yang saya lakukan. Mereka heran bisa seperti sahabat seperti itu dengan anak-anak dan dapat membangun energi positif di kelas.

Mereka bertanya-tanya kepada saya, “kok bisa sih, Pak? Apa rahasianya? Apa ada trik khusus?” Tidak ada rahasia atau trik khusus untuk mewujudkan kelas yang menyenangkan. Adi berbagi kepada guru-guru SDN 227 Bengkulu Utara Kecamatan Napal Putih semuanya itu bisa dicapai dengan melakukan jurus-jurus sederhana berikut.

1. Menegakkan Aturan.

Adi membuat kesepakatan aturan sebelum pembelajaran dimulai. Isi aturan ini dibuat

bersama siswa dan sudah mendapat persetujuan siswa terlebih dahulu. Kolaborasi seperti ini yang terkadang dilupakan oleh para guru. Dengan adanya kolaborasi ini kemungkinan siswa mematuhi aturan ini lebih besar, berbeda ceritanya jika aturan dibuat secara sepihak dan mucul atas dasar otoriter dari guru.

Contoh aturan yang Adi buat dan disepakati siswa adalah membawa mainan dan

memainanya di kelas. Siswa yang membawa mainan dan memainkannya di kelas. Namun siswa yang membawa mainan ke kelas dan memainkannya ketika saya sedang menjelaskan pelajaran, maka mainannya akan diambil.

2. Menggunakan Media Pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan alat bantu bagi seorang guru, adanya media

pembelajaran mampu memberikan rangsangan dan menimbulkan motivasi yang besar dalam belajar kepada anak-anak sehingga pembelajaran begitu menarik dan terkontrol sehingga suasana pembelajaran pun akan kondusif. Antusias belajar pun nampak terlihat dari wajah anak-anak sehingga keceriaan dalam kelas dapat dirasakan bersama. Hal itulah yang nampak terlihat jelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

3. Melibatkan Semua Anak dalam Pembelajaran.

Mayoritas siswa kelas 4 memiliki modal belajar kinestetik. Dalam sebuah pembelajaran,

alangkah baiknya melibatkan semua elemen yang ada di kelas. Ketika mengajarkan materi tentang fungsi panca indera manusia, dengan bergiliran Adi meminta siswa untuk maju satu per satu untuk menunjukkannya dan menjelaskan fungsi berdasarkan apa yang siswa ketahui.

Dengan cara seperti ini, alhamdulillah siswa kelas 4 mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan cepat menyerap pelajaran yang disampaikan.

Tiga rahasia yang bukan rahasia inilah yang Adi terapkan di kelas 4. Yang jelas, Adi

senantiasa berusaha untuk memberikan yang terbaik dan para penghuni kelas 4 benar-benar memiliki kegembiraan, kesenangan, dan keceriaan yang megundang tawa saat belajar di kelas.

Hal yang paling membahagiakan Adi pada saat menyaksikan anak-anak kelas 4 ini tampil penuh antusias dalam pembelajaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement