Sabtu 11 May 2019 06:43 WIB

Riwayat Cermin (Cerpen)

Setiap kali bercermin, Surti melihat bayangan seperti kalung, gelang, dan cincin.

Riwayat Cermin
Foto:

“Menurut hasil pemeriksaan, mata Pak Benu dan istri normal. Sehat,” kata dokter spesialis mata, setelah melakukan pemeriksaan.

Mendengar perkataan dokter itu hati Benu pun menjadi lega. Tetapi tidak demikian dengan Surti. Ia tetap bersikukuh dengan penglihatannya yang telah dialami.

“Sungguh, Dok, setiap kali saya berdiri di depan cermin di kamar saya, bayangan seperti kalung, gelang, dan lainnya itu selalu muncul. Tampak jelas sekali.”

“Tetapi mata Ibu normal.”

“Ini kenyataan yang saya alami, Dok. Saya tidak berbohong.”

“Tetapi dari hasil pemeriksaan secara ilmiah ilmu kedokteran, mata Ibu tidak ada gangguan.”

“Itu kan menurut ilmu kedokteran. Tetapi mata saya yang melihat itu kenyataannya……”

Belum sampai Surti melanjutkan perkataannya Benu cepat-cepat mengajak istrinya pulang. Sementara dokter yang sekarang sendirian di ruang praktiknya itu masih amat penasaran dengan pasien yang baru saja ditangani. Baru kali ini ia mendapatkan pasien dengan kasus mata seperti itu.

Meski matanya dinyatakan normal oleh dokter yang ahli di bidangnya, kenyataannya tidak membuat hati Benu merasa tenang. Sebab dalam kesehariannya istrinya selalu terus mengajak berdebat tentang penglihatannya di depan cermin. Kenyataan itu pun menjadikan Benu semakin bingung sendiri.

Tidak ingin larut dalam perdebatan yang mengakibatkan keluarganya tidak harmonis, suatu hari tiba-tiba Benu mengambil kursi kayu dan kemudian dilemparkan dengan sekuat tenaga ke arah cermin. Cermin itu pun hancur berkeping-keping. Sementara istrinya yang melihat dari kejauhan hanya bisa diam dan tidak bisa berkata-kata lagi.

 

TENTANG PENULIS

IRUL S BUDIANTO, lahir di Boyolali, 22 Juli. Selain cerpen juga menulis puisi dan esai sastra-budaya. Kini tinggal di Boyolali, Jawa Tengah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement