Kamis 09 May 2019 13:29 WIB

PTS Papua Didorong Sediakan Jurusan Sesuai Potensi Wilayah

Sebetulnya ada banyak potensi Papua yang akan menyejahterakan Orang Asli Papua.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Menristekdikti Mohamad Nasir berbicara saat menghadiri peresmian Artificial Intelegence (AI) di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (28/3/19) .
Foto: Antara/Kahfie Kamaru
Menristekdikti Mohamad Nasir berbicara saat menghadiri peresmian Artificial Intelegence (AI) di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (28/3/19) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Papua Barat dan Papua didorong untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia terkait potensi Tanah Papua. Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat Rapat Kerja Wilayah Pimpinan Yayasan dan Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua-Papua Barat Tahun 2019.

Menurutnya, ada banyak potensi Papua yang akan menyejahterakan Orang Asli Papua (OAP), apabila perguruan tingginya menyediakan program studi yang mendukung potensi tersebut. Oleh sebab itu, perguruan tinggi harus mampu melihat apa yang benar-benar dibutuhkan oleh mahasiswa dan wilayahnya.

Baca Juga

"Di Papua ada pusat wisata terkenal, yaitu di Raja Ampat yang begitu indah, begitu bagus, bagaimana sumber daya manusia penyedia wisatanya? Kalau orang wisata itu ada berbagai keinginan. Di laut sudah jelas bagus buat yang ingin diving, tapi malam harinya harus diadakan kegiatan kalau wisata," ungkap Nasir, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/5).

Nasir mengatakan untuk dapat berinovasi dalam pariwisata di Raja Ampat, diperlukan program studi yang dapat melahirkan lulusan yang mampu melihat potensi pariwisata di Papua. Nasir juga menyampaikan PTS di Papua dapat belajar dan bekerja sama dengan perguruan tinggi di Bali yang sudah lama mengembangkan program studi terkait wisata.

"Program studi pariwisata menjadi sangat penting. Kalau program studi itu penting, berikutnya ikutannya adalah (program studi) kesenian harus kita dorong. Yang ketiga program studi kuliner. Mungkin nanti kalau bisa kita lakukan kerja sama di Bali ini," kata Nasir.

Selain itu, alam pengembangan potensi kuliner di Papua, PTS dan pemuda di Papua belum banyak yang mengembangkan dan mengemas makanan pokok khas Papua, yaitu sagu. Nasir pun mengusulkan agar masyarakat setempat bisa mengolah sagu secara menarik agar memiliki nilai jual yang baik.

"Juga kalau kita datang di Manokwari atau di Sorong Selatan, dimana itu ada sagu yang banyak. Pertanyaannya adalah apakah sagu kita hanya kita olah begitu saja," ujar Nasir.

Ia menceritakan, dirinya saat ini rutin mengonsumsi sagu setiap hari setelah mengetahui kelebihan makanan pokok ini dibanding nasi. Namun ia menilai sagu perlu dikembangkan lagi oleh pemuda dan perguruan tinggi di Papua Barat dan Papua.

Pemerintah akan terus mendorong PTS di Papua untuk mengembangkan program studi dan meningkatkan akreditasinya, selama perguruan tinggi tersebut tidak bermasalah. Termasuk tidak memiliki konflik antara pimpinan perguruan tinggi dengan pimpinan yayasan sebagai badan penyelenggara perguruan tinggi tersebut.

"Jangan sampai perguruan tinggi terjadi konflik antara yayasan dengan pimpinan perguruan tingginya. Kalau terjadi konflik, akan merugikan mahasiswa. Harus dijaga betul peraturan yang ditetapkan oleh yayasan dan pimpinan perguruan tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement